:
Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 1 Maret 2022 | 21:48 WIB - Redaktur: Untung S - 385
Jakarta, InfoPublik – Pembahasan staretegis, Indonesia menggabungkan pertemuan deputi lingkungan hidup atau Environment Deputies Meeting (EDM) dengan Kelompok Kerja Iklim Berkelanjutan atau Climate Sustainability Working Group (CSWG) di Presidensi G20 Indonesia 2022.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, menjelaskan alasan digabungkan EDM dan CSWG adalah karena negara-negara G20 tak hanya menguasai sekitar 80 persen perekonomian dunia, tetapi juga menghasilkan sekitar 80 persen emisi gas rumah kaca (GRK) global dan juga memiliki kekuatan untuk mengatasi tantangan tersebut.
“Atas pertimbangan itu, maka Indonesia memutuskan menggabungkan kelompok subyek environment deputies meeting dengan climate sustainability working Group (EDM-CSWG),” ujar Menteri LHK dalam Kick Off G20 on EDM-CSWG: Leading for Sustainability yang digelar secara daring pada Selasa (1/3/2022).
Menurut Menteri Siti, seluruh negara G20 adalah anggota Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) dan Perjanjian Paris (Paris Agreement) dan secara telah mengadopsi keputusan terakhir Conference of the Parties (COP) 26 atau pakta Glasgow (Glasgow Pact).
Fakta itu, dinilai menunjukkan pentingnya usaha-usaha kolektif, selain yang dilakukan secara individual negara masing-masing, di dalam mengurangi emisi GRK global untuk mencapai tujuan menjaga kenaikan suhu global satu setengah derajat pada 2100.
Dari 50 negara yang sudah menyampaikan dokumen strategi jangka panjang (long-term strategies), katanya, terdapat 14 negara G20 dan ada 17 negara G20 yang telah menyampaikan dokumen komitmen dan aksi iklim negara atau updated Nationally Determined Contribution (NDC).
“Seluruh negara maju di G20 berkomitmen untuk mencapai zero emission (emisi nol persen) pada 2050. Sementara itu, seluruh negara berkembang berkomitmen akan mencapai target tersebut pada sekitar 2060 atau diupayakan bisa lebih cepat,” jelasnya.
Kerjas ama yang solid di antara seluruh negara G20 di Indonesia nanti, lanjutnya, akan memastikan komitmen yang disepakati di COP-26 Glasgow akan berlanjut pada COP- 27 Sharm El-Sheikh, Mesir.
Lebih lanjut Menteri Siti menjelaskan, saat ini dan pasca-Galsgow Pact, Indonesia mempersiapkan berbagai langkah upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) oleh semua Kementerian dan Lembaga (K/L) yang relevan dalam skema forest and land use (FoLU) dan transisi energi (energy transition).
“Ini yang kita pahami bersama pada berbagai hal dan secara tegas disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” katanya.
Foto: Biro Humas KLHK