Road to G20: Digitalisasi Tawarkan Cara Kerja Baru bagi Masyarakat Urban

:


Oleh lsma, Kamis, 24 Februari 2022 | 20:14 WIB - Redaktur: Untung S - 363


Bandung, InfoPublik - Digitalisasi menawarkan cara baru dalam bekerja serta menciptakan dampak kepada masyarakat baik di desa maupun kota. Presidensi G20 Indonesia, menjadi momentum penting transformasi digital itu.

Berbagai tantangan dan dampak positif dari digitalisasi tentunya mendorong pekerjaan yang impulsif termasuk bagi pekerja informal dan memperluas jangkauan pelatihan melalui retraining dan reskilling dan juga mendorong kesetaraan terhadap sumber-sumber ekonomi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekoomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, saat membuka acara Road to G20 Indonesia in West Java Event: “Urban 20 Talks: Kota, Desa, Dan Pemuda di Era Digital" pada Kamis (23/2/2022).

Airlangga menegaskan, tidak ada pilihan lain bagi kita untuk menerima dan beradaptasi terhadap perubahan dan transformasi digital yang terjadi di masyarakat baik di desa maupun di kota.

Menko Perekonomian memaparkan, ekonomi Indonesia dan dunia tentunya akan diwarnai oleh inovasi sektor digital ekonomi dan tentunya digital ekonomi ini diharapkan bisa mempercepat pemulihan perekonomian secara nasional.

Dari segi kontribusi terhadap PDB, ekonomi digital berkontribusi sebesar 4 persen dan diproyeksikan akan meningkat 1,5 kali. Sektor e-commerce berkontribusi sebesar 34 persen dan program seperti B-to-B service di bidang logistik dan supply chain itu berkontribusi 13 persen dan ini merupakan bagian awal dari pada gelombang pertama digitalisasi.

Peningkatan infrastruktur di sektor 5G, Internet of Thing, Blokchain, Artificial Intelligence, dan Cloud Computing tentu dibutuhkan dan perlu dikuasai oleh masyarakat terutama para pemuda yang tentunya perlu dipersiapkan untuk menghadapi second wave (gelombang kedua) daripada ekonomi digital.

"Gelombang kedua ini tentu didorong dari beberapa sektor. Termasuk di sektor pertanian, fintech, edutech, dan juga telemedisin yang juga diharapkan bisa digunakan pada masa pandemi COVID-19," ujar Airlangga.

Airlangga menjelaskan, potensi ekonomi kreatif juga perlu untuk terus dikembangkan sehingga ekonomi digital dapat memfasilitasi pertumbuhan dan peningkatan daripada kontribusi ekonomi kreatif.

Menurut Airlangga, dalam 15 tahun ke depan Indonesia butuh 600.000 orang Digital talent per tahun atau totalnya 9 juta. Oleh karena itu pemerintah pusat mengadakan berbagai kegiatan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia (SDM), agar SDM kita bisa adaptif terhadap kebutuhan baik di kota maupun di desa.

"Saya sangat berharap Pemprov DKI dan Jawa Barat, sebagai dua provinsi dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia dapat mendukung program-program pusat, terutama untuk membuat ekosistem digitalisasi sekaligus menyiapkan masyarakat ataupun para pemuda untuk beraktivitas di co-working space yang nantinya akan siap untuk bekerja di sektor digital," kata Airlangga.

Airlangga menambahkan, salah satu tantangan yang juga menjadi agenda daripada Presidensi 20 Indonesia adalah untuk memprioritaskan masyarakat yakni kaum disabilitas.

Kegiatan tersebut tentu perlu disiapkan oleh para pengelola kota agar mereka bisa bekerja produktif dan kota termasuk ramah terhadap para penyandang disabilitas. Tentunya, selain ramah, digitalisasi itu juga bisa digunakan sebagai fasilitator agar memudahkan para penyandang disabilitas dalam kegiatan-kegiatan sosial di perkotaan.

Foto: Humas Ekon