:
Oleh Baheramsyah, Selasa, 5 November 2019 | 20:45 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 883
Jakarta,InfoPublik - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) lndonesia menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dengan tema ”Produktivitas dan Daya Saing Pertanian dan Industri Pangan” pada hari Selasa (5 /11/2019) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. Rapat akan merumuskan rekomendasi kepada pemerintah seputar upaya peningkatan produktivitas dan daya saing pertanian juga industri pangan, serta mengkoordinasikan program kerja dunia usaha dan pemerintah ke depan.
Ketahanan pangan masih menjadi fokus utama Pemerintah lndonesia. Hal ini disebabkan masih terdapat sejumlah tantangan, diantaranya peningkatan produktivitas pangan di tengah jumlah popuiasi yang terus meningkat.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky O. Widjaja mengatakan, tahun 2045, jumlah populasi dunia diperkirakan akan menembus 9 miliar jiwa. Sementara itu, populasi penduduk lndonesia akan mencapai 350 juta jiwa. “Artinya, kita harus bisa meningkatkan produksi pangan secara signifikan untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional.”
Peningkatan produksi pangan tersebut memerlukan bibit tanaman pangan yang unggui dan berproduksi tinggi. Namun, kondisi perbibitan dan perbenihan komoditas pangan saat ini masih belum terkoordinasikan secara baik. Sehari-harinya, bibit dan benih yang beredar sangat beragam, banyak yang belum terstandarisasi dan kadang-kadang hilang dari pasaran. Bibit dan benih bersertifikat yang masih sangat terbatas berakibat pada harga yang cukup mahal, dan banyaknya impor bibit untuk memenuhi kekurangan pasokan. Padahal, banyak bibit impor yang tidak sesuai dengan kebutuhan para petani.
Menurut Franky, pemerintah perlu mengeluarkan payung kebijakan yang mengatur tentang perbibitan dan perbenihan komoditas pangan secara nasional agar dapat terkoordinasi mulai dari pengadaan, pendistribusian, penyimpanan hingga cara menanamnya. Pemerintah juga dirasa perlu menumbuhkembangkan industri pembibitan dan perbenihan dengan memberikan insentif khusus.
Tata dagang (distribusi) bibit dan benih yang baik serta penangkar benih yang terlatih dan tersebar keseluruh wilayah Indonesia, sehingga bibit dan benih mudah didapat, dengan harga terjangkau.
Edukasi kepada petani soal penggunaan pupuk berimbang untuk sejumlah komoditas terbukti berhasil meningkatkan produktivitas pertanian. Di samping itu, pemanfaatan teknologi pertanian yang tepat juga semakin penting untuk mentransformasi pertanian nasional di tengah perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan kenaikan suhu yang cenderung meningatkan hama tanaman dan merubah pola curah yang berdampak pada menurunnya produksi pangan.
Di sisi lain, sistim perdagangan pangan global yang semakin terbuka menyebabkan harga produk pangan di dalam negeri ikut terpengaruh. Kondisi ini menyebabkan harga komoditas pangan strategis menjadi berfluktuasi. Terkait hal ini, Franky menekankan pentingnya menciptakan ekosistem iklim investasi ketahanan pangan yang baik agar sektor pertanian nasional mampu meningkatkan daya saingnya dalam persaingan internasionai yang semakin dinamis dan kompetitif.
'Strategi industrialisasi berbasis agroindustri perlu dipersiapkan dengan matang. Sama halnya lengan strategi daya saing ekspor unggulan kita. Memproses dan mengolah produk hasil pertanian nenjadi barang-barang setengah jadi atau produk final yang dapat langsung dikonsumsi atau Iipakai," ungkap Franky yang juga Ketua Dewan Pengarah Rakornas.
Vakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Juan P. Adoe 1enekankan pentingnya pertumbuhan investasi di subsektor pangan. Juga perlunya infrastruktur lembiayaan perbankan yang lebih inovatif dan kreatif, sehingga mempermudah akses permodalan epada petani dan peternak dengan skema perkreditan yang lebih kompetitif dan dapat nenciptakan nilai tambah keuntungan bagi petani dan peternak.
)ata Kementerian Perindustrian menyebutkan sektor makanan menjadi penyumbang utama ienanaman modal dalam negeri (PMDN) seniiai Rp 7,1 triliun, dan kedua terbesar penanaman nodal asing (PMA) senilai US$ 376 juta pada kuartal l/2019. Pada periode-periode sebelumnya, ;ektor makanan juga menjadi salah satu kontributor utama investasi, terutama untuk PMDN.
'Kita harapkan investasi di sektor pangan terus tumbuh, tentunya ini perlu didorong dengan kebijakan fiskal dan insentif yang baik, karena akan berpengaruh banyak pada keberlanjutan pertanian dan industri makanan,” kata Juan.
Ketua Pelaksana Rakornas, Franky Welirang mengatakan selain melibatkan Dewan Pengurus Kadin seluruh indonesia di sektor agribisnis, Rakornas juga menghadirkan para pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah, asosiasi dan himpunan bisnis, petani, korporasi, perbankan dan lembaga keuangan hingga anggota parlemen dan lainnya.
”Semuanya berkumpul di Rakornas ini, sedikitnya ada 200 peserta. Bersama-sama merumuskan rekomendasi untuk mensinergikan program dunia usaha dengan pemerintah," pungkas Franky Neiirang.