Perempuan Tangguh Pesisir Balat

:


Oleh MC PROV NUSA TENGGARA BARAT, Minggu, 7 April 2019 | 12:19 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 916


Sumbawa Barat, InfoPublik - Pekerjaan mencari nafkah selalu diidentikkan dengan sosok ayah, laki-laki, atau suami sebagai kepala rumah tangga sekaligus tulang punggung keluarga. Meski begitu tidak sedikit kaum hawa saat ini justru bertindak sebagai tulang punggung, berjuang mencari nafkah menghidupi keluarganya.

Sriani salah satunya. Wanita berusia 46 Tahun ini menghabiskan hari-harinya mengumpulkan pundi-pundi uang demi menafkahi keluarga. Perjuangan itu dilakoni dengan menjual ikan bakar di lokasi wisata Pantai Balat, Desa Balat Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.

Kerutan di keningnya jelas terlihat. Tapi itu bukan penghalang baginya saat duduk mengipas-ngipas bara api yang mulai redup. Sambil mengupas sabut kelapa tua, Sriani mengisahkan hiruk pikuk kehidupannya. Diawali dengan cerita jika ikan yang dijualnya dibeli dari nelayan yang berada di sekitar pantai. Namun begitu, tak jarang pula ia bersama cucunya mencari ikan di pantai saat air surut.

Sriani mempunyai lima orang anak yang harus ditanggung semenjak sang suami meninggal dunia pada 2008 lalu karena sakit. Ketika suaminya meninggal anak terakhirnya masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Tekadnya hanya satu, ingin melihat semua anaknya sukses seperti kebanyakan orang. Anak terakhir adalah perempuan yang saat ini masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Susah senang dalam mencari nafkah telah ia rasakan. Sekali waktu pernah dirinya ditawari bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Tetapi, enggan diterima dikarenakan jarak tempuh dari desa ke lokasi kerja yang cukup jauh sementara gaji yang ditawarkan tak cukup jika dihitung dengan transportasinya setiap hari.

“Gaji gak seberapa sementara saya kerja sampai malam meninggalkan anak-anak," tuturnya di lokasi ia berjualan, sambil mengusap keringat di dahinya, Rabu (3/4/2019).

Sriani lebih memilih menjual ikan bakar karena lokasi pantai tempat berjualan tidak jauh dari rumahnya. Pantai Balat juga menjadi salah satu ikon destinasi wisata yang terdekat dengan kota. Kondisi dan  keadaan yang serba kekurangan Sriani tetap semangat untuk menjalani hari menjadi tulang punggung keluarga.

“Jalan hidup saya memang sudah seperti ini, saya selalu bersyukur walaupun pendapatan sedikit yang penting ada buat makan," ucapnya bersemangat, dengan senyuman yang khas, tiada nampak lelah di wajahnya.

Sriani mengungkapkan bahwa pasca terjadinya bempa bumi yang melanda Nusa Tenggara Barat pada November 2018 lalu, pengunjung pantai Balat berangsur sepi dan hampir tak ada kunjungan sama sekali. Ia pernah mendapat penghasilan selama satu minggu hanya Rp25 ribu, sementara ia harus membayar ikan yang diutanga dari nelayan seharga dua jutaan rupiah.

Tahun baru 2019 lalu, ia akhirnya menyetok ikan sebanyak mungkin untuk menghadapi liburan tahun baru. Keadaan berbeda dari tahun baru sebelumnya, ia hanya mendapat Rp300 ribu. 

“Sebelum gempa saya biasa dapat Rp600 ribu kalau hari libur, kalau hari lain biasanya Rp300 ribu dan setelah gempa pendapatan saya hanya sedikit itupun tak cukup untuk sehari-hari,” keluhnya lirih.

Meski begitu Sriani bersyukur dengan adanya bantuan pemerintah pada warga miskin dan biaya sekolah yang digratiskan. “Dulu tiga anak saya tidak tamat Sekolah Dasar karena keterbatasan biaya dan juga karena membantu orang tua mencari ikan, tetapi saya bersyukur saat ini dua anak saya bisa sekolah gratis,” tuturnya.

Untuk itu ia berharap bisa memperoleh bantuan permodalan sehingga bisa berjualan tanpa berhutang. Sementara kepada pemerintah daerah, dirinya meminta perhatian lebih terhadap kondisi pantai Balat yang dirasanya makin lama semakin kotor tidak tertata. Ia khawatir kondisi ini menjadikan wisatawan tidak akan datang ke pantai tersebut dan tentu akan berpengaruh terhadap sumber penghasilannya.

“Saya berharap pemerintah mempercepat penataan pantai Balat sehingga banyak yang kan berkunjung ke sini dan kami pun bisa mendapat penghasilan untuk menghidupi keluarga kami,” harapnya sambil tersenyum. (Feryal/tifa/Syaifullah/TR)