- Oleh Jhon Rico
- Selasa, 26 November 2024 | 09:40 WIB
: Sejumlah relawan dibantu warga tengah mempersiapkan makanan di dapur umum untuk para penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Pos Lapangan (Poslap) Konga, Titehena, Flores Timur, NTT pada Senin (25/11/2024). Foto: Agus Siswanto InfoPublik
Larantuka, InfoPublik – Setiap hari, petugas gabungan mempersiapkan ribuan porsi makanan untuk para penyintas letusan Gunung Lewotobi yang mengungsi di Pos Lapangan (Poslap) Lewolaga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dapur umum Tagana di Poslap Lewolaga bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan makan bukan hanya bagi para korban yang terdampak erupsi, tapi juga relawan dan aparat gabungan yang bertugas.
Koordinator Dapur Umum Tagana di Pos Lapangan Lewolaga, Abdula Syukur Sunte, mengatakan bahwa jumlah penyintas yang menerima makanan setiap hari cukup signifikan. "Untuk hari ini, makan pagi jumlahnya 418 jiwa, makan siang ada 432 jiwa. Untuk makan malam, nanti datanya baru ketahuan setelah selesai makan malam," ujar Abdula, saat ditemui di dapur umum pada Senin (25/11/2024).
Menurut Abdula, makan pagi tersedia hingga pukul 09:00 WITA, makan siang pada pukul 13:00 WITA, dan makan malam disediakan hingga pukul 21:00 WITA. Setiap hari, lebih dari 1.000 porsi makanan disiapkan untuk memenuhi kebutuhan makan para penyintas yang tersebar di lokasi pengungsian ini, baik yang mengungsi secara mandiri maupun yang berada di lokasi pengungsian terpusat.
Menu makanan yang disediakan untuk para penyintas pun bervariasi sesuai aturan pemenuhan gizi harian, termasuk nasi, sayuran, telur, ikan, dan buah. Petugas dapur umum memasak nasi dengan menggunakan tungku kayu, sementara untuk lauk pauk dan sayur-sayuran, mereka menggunakan kompor gas.
"Untuk petugas dapur itu, kami ada 10 orang dari Tagana Kabupaten Lembata, tiga orang dari KSB, ditambah dengan TNI/Polri dan relawan. Kurang lebih ada 30 orang yang bertugas di dapur umum ini," jelas Abdula Syukur.
Terkait mekanisme penyaluran makanan, Abdula menjelaskan bahwa kantor desa akan memberitahukan kepada penyintas bahwa makanan telah siap untuk diambil. Para pengungsi kemudian akan mendatangi dapur umum untuk mengambil makanan mereka. Pada awalnya, makanan dibagikan dalam kemasan, namun kini, untuk kenyamanan penyintas, makanan disajikan dalam wadah.
Para penyintas, katanya merasa senang dengan menu makanan yang disediakan di lokasi pengungsian ini. Abdula Syukur berharap agar situasi segera pulih dan pemulihan pascabencana dapat segera dilaksanakan, sehingga masyarakat yang terdampak dapat kembali menjalani kehidupan normal.
Menurutnya, meskipun tantangan logistik dan kondisi medan cukup berat, petugas gabungan terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pengungsi dan memastikan mereka mendapat dukungan yang diperlukan selama masa-masa sulit ini. Pemulihan pasca-bencana diharapkan dapat segera dimulai untuk mengembalikan kondisi lingkungan dan masyarakat yang terdampak.
Hingga 24 November 2024 pukul 20.00 WITA, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki telah berdampak pada 13.140 jiwa. Dari jumlah tersebut, 5.608 jiwa mengungsi di pos lapangan yang tersebar di enam lokasi, sementara 7.534 jiwa lainnya mengungsi secara mandiri di rumah keluarga atau kerabat.
Erupsi yang terjadi sejak awal November 2024 ini juga mengakibatkan sembilan korban meninggal dunia, dan empat orang yang mengalami luka-luka saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di RSUD Larantuka.