Pembangunan Huntara Korban Erupsi Lewotobi Dikebut, Ditargetkan Siap Huni sebelum Nataru 2024/2025

: Menko PMK Pratikno didampingi Kepala BNPB Mayjend TNI Suharyanto, Wamendagri Bima Arya, serta Kepala Basarnas Marsdya TNI Kusworo berdialog dengan sejumlah korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, di Pos Lapangan (Poslap) Pengungsian Kongan, Flores Timur, Minggu (24/11/2024) terkait rencana pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi korban yang direlokasi. Foto: Agus Siswanto InfoPublik


Oleh Untung Sutomo, Minggu, 24 November 2024 | 21:56 WIB - Redaktur: Untung S - 83


Larantuka, InfoPublik – Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, memastikan bahwa pembangunan rumah hunian sementara (huntara) untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki akan segera dimulai. Proyek itu ditargetkan sudah bisa dihuni oleh para penyintas sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.

Pratikno menyampaikan hal tersebut saat meninjau lokasi pembangunan huntara di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (24/11/2024).

Dalam kunjungan tersebut, Menko PMK didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjend TNI Suharyanto, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, serta Kepala Basarnas Marsdya TNI Kusworo.

Menko PMK Pratikno menjelaskan bahwa huntara akan dibangun di atas lahan seluas 11 hektare yang akan menampung sekitar 2.209 jiwa penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Flores Timur.

"Pembangunan huntara ini sangat penting karena kita sudah memasuki musim penghujan. Dengan target sebelum Natal dan Tahun Baru, kami berharap tenaga kerja yang dibantu oleh TNI dapat bekerja cepat," ungkap Pratikno.

Selain pembangunan huntara, pemerintah juga secara paralel melakukan proses pendataan untuk relokasi penyintas ke hunian tetap (huntap). Lokasi sementara untuk pembangunan huntap direncanakan berada di Botongkarang/Noboleto, Wukoh Lewoloroh di perbatasan Flores Timur-Sikka, serta Kojarobat di Desa Hewa, Flores Timur.

Menko PMK menambahkan bahwa pembangunan huntara dan huntap akan dilakukan secara bersamaan untuk mempercepat proses pemulihan bagi para penyintas. "Semua proses ini berjalan secara paralel, baik untuk huntara maupun huntap. Kami berharap semua bisa berjalan sesuai rencana," katanya.

Kepala BNPB, Mayjend TNI Suharyanto, menambahkan bahwa 11 ha lahan huntara itu terbagi atas 9 ha ada di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Konga di bagian timur, dan 2 ha lainnya berada di barat Konga.

Menurut Kolonel Inf Hery Setiono, Tenaga Ahli BNPB/Danpospenas Bencana Gempa Bumi, setiap rumah huntara akan dihuni oleh lima kepala keluarga (KK). Setiap unit huntara memiliki ukuran panjang enam meter dan lebar 18 meter, dengan satu kamar khusus untuk setiap keluarga, lantai yang dicor semen, serta konstruksi baja ringan dan atap seng.

Hingga 23 November 2024 pukul 20:00 WITA, tercatat total 13.240 jiwa terdampak akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Dari jumlah tersebut, 5.607 jiwa mengungsi di pos lapangan yang tersebar di enam lokasi, sementara 7.363 jiwa lainnya mengungsi secara mandiri di rumah keluarga atau kerabat. Bencana ini juga mengakibatkan sembilan korban meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka-luka dan sedang dirawat di RSUD Larantuka.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, pembangunan huntara diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk pemulihan yang lebih baik bagi korban erupsi dan mempercepat pemindahan ke tempat hunian yang lebih aman.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 23 November 2024 | 22:06 WIB
BNPB Pastikan Kebutuhan Dasar Korban ErupGunung Lewotobi Terpenuhi