BNPB Sosialisasikan Rencana Relokasi untuk Korban Erupsi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur

: Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah saat melakukan sosialisasi dan memberikan penjelasan terkait dengan rencana relokasi warga terdampak di pos lapangan Bokasoma, Kecamatan Titihena, Kabupaten Flores Timur/ dok. BNPB.


Oleh Jhon Rico, Minggu, 17 November 2024 | 22:50 WIB - Redaktur: Untung S - 44


Jakarta, InfoPublik – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Daerah Flores Timur menggelar sosialisasi mengenai rencana relokasi kepada warga yang terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki pada Minggu (17/11 2024).

Kegiatan tersebut dipimpin oleh Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Jarwansyah, yang secara langsung mengunjungi pos-pos pengungsian untuk memberi penjelasan kepada Kepala Desa mengenai proses relokasi ini.

Dalam kunjungannya, Jarwansyah menyampaikan informasi mengenai pemindahan warga terdampak erupsi dan juga mengumpulkan masukan dari para pemimpin desa mengenai lokasi permukiman baru. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan agar zona aman dari Gunungapi Lewotobi Laki-laki berada pada jarak enam kilometer dari puncak, yang memengaruhi keputusan pemilihan lokasi relokasi.

Berdasarkan rekomendasi PVMBG, terdapat enam desa yang terletak dalam zona rawan erupsi dan perlu dipindahkan. Desa-desa tersebut antara lain Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Nawakote (Kecamatan Wulanggitang), Nobo (Kecamatan Ile Boleng) dan Dulipali (Kecamatan Ile Bura).

Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Flores Timur mencatat sekitar 2.209 Kepala Keluarga (KK) yang akan dipindahkan dari enam desa tersebut. Para Kepala Desa diminta untuk membantu menyebarkan formulir kesediaan relokasi kepada warganya, khususnya mereka yang saat ini mengungsi secara mandiri di luar pos pengungsian.

Pada kesempatan yang sama, Jarwansyah menjelaskan dua opsi yang tersedia untuk warga terdampak terkait relokasi mereka:

  1. Relokasi Terpusat – Pemerintah menyediakan lahan dan rumah yang sudah disiapkan.
  2. Relokasi Mandiri – Warga dibangunkan rumah oleh pemerintah di lahan milik mereka sendiri.

Rumah yang akan dibangun adalah rumah tahan gempa RISHA tipe 36 dengan luas lahan 90 meter persegi per unit. Untuk wilayah yang tidak direlokasi, seperti Desa Pululera, Desa Borukedang, dan Desa Boru, dana stimulan juga disiapkan untuk perbaikan rumah yang rusak akibat erupsi.

Selain rencana relokasi, BNPB juga menyiapkan dana stimulan untuk warga yang rumahnya rusak karena erupsi. Besaran dana stimulan untuk perbaikan rumah antara lain:

  • Rp60 juta untuk rumah rusak berat
  • Rp30 juta untuk rumah rusak sedang
  • Rp15 juta untuk rumah rusak ringan

Jarwansyah menegaskan bahwa dana ini hanya boleh digunakan untuk pembangunan rumah, dan bukan untuk kebutuhan lain seperti membeli kendaraan.

Pemilihan lokasi relokasi tidak lepas dari tantangan, seperti kelaikan tanah dan konflik sosial terkait tanah ulayat yang ada di wilayah tersebut. Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan kemudahan akses bagi warga untuk kembali mengolah lahan pertanian dan peternakan mereka di tempat baru.

Sosialisasi itu merupakan tindak lanjut dari arahan Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming setelah meninjau pos pengungsian di Kecamatan Titehena pada Kamis, 14 November 2024. Sosialisasi dan langkah-langkah relokasi ini bertujuan untuk memastikan pemulihan yang cepat dan tepat bagi warga terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Senin, 18 November 2024 | 22:46 WIB
Polri Kirim Tim Pemulihan Trauma Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi