- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Jumat, 20 Desember 2024 | 21:53 WIB
: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merespons dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi pada 3 November 2024 di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Rabu, 13 November 2024 | 15:07 WIB - Redaktur: Untung S - 151
Jakarta, InfoPublik — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merespons dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi pada 3 November 2024 di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Erupsi ini mengakibatkan gangguan pada 66 satuan pendidikan di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, dengan 458 guru dan 5.383 siswa terdampak langsung.
Sebanyak 17 dari 66 satuan pendidikan tersebut dilaporkan mengalami kerusakan pada gedung dan sarana pendidikan lainnya. Pendataan kerusakan masih berlangsung, sementara 11 satuan pendidikan di Kecamatan Titehena digunakan sebagai lokasi pengungsian masyarakat terdampak, mengganggu layanan pendidikan di sekolah tersebut.
“Kemendikdasmen berkomitmen untuk memastikan anak-anak yang terdampak bencana tetap mendapatkan akses pendidikan, walaupun dalam situasi darurat. Kami berupaya menghadirkan pembelajaran yang aman melalui fasilitas darurat serta dukungan psikososial,” ungkap Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Rabu (13/11/2024).
Kemendikdasmen mengoordinasikan layanan pendidikan darurat di beberapa titik pengungsian bersama pemerintah daerah. Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Flores Timur telah memulai pembelajaran darurat di delapan lokasi pengungsian sejak 9 November 2024, dengan tiga tenda darurat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial yang digunakan untuk kegiatan belajar.
“Kami akan melakukan pendampingan penyelenggaraan pendidikan darurat ini melalui Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi NTT, Balai Guru Penggerak Provinsi NTT, dan Seknas Satuan Pendidikan Aman Bencana,” tambah Suharti.
Kemendikdasmen telah menyiapkan berbagai bentuk bantuan pendidikan, termasuk:
Untuk rehabilitasi sarana pendidikan yang rusak, Kemendikdasmen berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Sejumlah organisasi mitra juga turut serta menyediakan layanan dukungan psikososial, distribusi perlengkapan sekolah, dan membantu pendataan serta respons pendidikan dalam situasi darurat.
Kemendikdasmen akan terus memastikan keberlanjutan pendidikan bagi anak-anak terdampak bencana erupsi Gunung Lewotobi. “Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah, mitra organisasi kemanusiaan, dan pihak terkait untuk memberikan dukungan maksimal dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung pemulihan pascabencana,” tutup Suharti.