Kearifan Lokal Modal Masyarakat Merespons Potensi Ancaman Bahaya Alam

: Kepala BNPB memberikan keterangan pers kepada media di puncak acara Bulan PRB, Banda Aceh/ dok. BNPB.


Oleh Jhon Rico, Jumat, 11 Oktober 2024 | 11:02 WIB - Redaktur: Untung S - 538


Jakarta, InfoPublik - Kearifan lokal merupakan modalitas masyarakat untuk merespons potensi ancaman bahaya alam. Hal tersebut menjadi salah satu pesan dalam puncak Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang berlangsung di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh yang berlangsung pada 8 - 10 Oktober 2024.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan, kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat perlu digali lagi sehinggai nilai ini mampu menyelamatkan nyawa manusia. Pesan tersebut dicontohkan saat tsunami menerjang wilayah Simeulue pada 20 tahun silam, tepatnya 26 Desember 2004. Sebagian masyarakat selamat setelah mengetahui adanya air surut setelah gempa terjadi waktu itu.

Menurut Suharyanto, di wilayah yang pernah terjadi bencana, masyarakat setempat pasti sudah memiliki pengetahuan yang dapat dipraktekkan untuk menyikapinya.

“Ketika tsunami Aceh terjadi, air surut, masyarakat Simeulue segera naik ke tempat yang tinggi,” ujar Suharyanto pada Puncak Peringatan Bulan PRB 2024 di Balai Meuseuraya Aceh, Banda Aceh melalui keteranganya, Jumat (11/10/2024).

Kepala BNPB Suharyanto meminta semua pihak untuk memberikan pemahaman kebencanaan kepada masyarakat terus menerus.

“Jangan menunggu bencana datang dan kita menyesal,” tambahnya.

Melalui berbagai upaya, khususnya dalam pengurangan risiko bencana, Suharyanto mengatakan dampak bencana menurun dalam tiga tahun terakhir.

Di samping kearifan lokal, Kepala BNPB juga menyampaikan beberapa arahan, di antaranya sinergi antar pemerintah, lembaga dan masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana.

Konteks ini juga menjadi perhatian Pj Gubernur Aceh Dr. Safrizal ZA yang hadir pada kegiatan ini.

“Kita belajar, solidaritas dan gotong royong serta persiapan yang matang. Penanggulangan bencana tidak hanya pekerjaan pemerintah tetapi juga masyarakat, lembaga terkait lainnya, dari individu hingga komunitas,” ujar Suharyanto.

Arahan Kepala BNPB juga menggarisbawahi pada penyelenggaraan pelatihan, termasuk simulasi evakuasi, dan budaya kesiapsiagaan. Ini harus mengakar di tengah masyarakat sehingga mereka siap dalam menghadapi setiap ancaman bahaya.

Di akhir arahannya, Suharyanto mengungkapkan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB 2024.

Ia juga menyatakan akan mendukung penuh acara memperingati 20 tahun tsunami yang akan berlangsung pada 26 Desember 2024 nanti, yang bertajuk ‘Indonesia-Aceh Thanks to the World’.

Semantara itu, perwakilan Komisi VIII DPR RI Muhammad Husni juga menyebutkan korban warga sangat kecil saat tsunami menerjang wilayah Sinabang, Kabupaten Simeulue.

Ia mengatakan, kearifan lokal, senandung smong, menyelamatkan warga di sana.

“Waktu air surut, mereka belajar dari adat yang turun temurun, kondisi tersebut akan menunjukkan ada bencana besar. Mereka lalu naik ke atas bukit,” tutur Husni.

Muhammad Husni berpesan kisah itu dapat ditiru di wilayah lain dan dapat menjadi contoh untuk memitigasi bencana.

Pada puncak Peringatan Bulan PRB 2024, BNPB meluncurkan beragam produk kebencanaan, seperti dasbor sistem informasi, buku literasi kebencanaan, edugame maupun aplikasi pembelajaran. Produk tersebut merupakan kolaborasi BNPB bersama mitra penanggulangan bencana.

Sebelum berlangsungnya puncak Peringatan Bulan PRB, BNPB bekerja sama dengan Pemerintah Aceh melangsungkan kompetisi Run for Resilience.

Lomba lari ini berjarak 5 km diikuti oleh lebih dari 500 peserta, baik dari peserta yang mengingkuti rangkaian acara maupun umum.

Kegiatan ini memeriahkan puncak penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB yang berlangsung di Kota Banda Aceh. Peserta menyambut antusias lomba lari yang tidak hanya menyehatkan tetapi juga ajang mengenalkan kota yang pernah terdampak tsunami 2004 silam.

Kepala BNPB Suharyanto beserta jajaran dan Pj Gubernur Aceh Safrizal turut berlari di antara ratusan peserta pada kompetisi tadi pagi.

Rute lari dimulai dari Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, pada Kamis (10/10), pukul 06.15 WIB. Para peserta melewati 14 titik jalan, seperti Jalan S.T. Iskandar Muda, Jalan Prof. A. Majid Ibrahim I hingga selesai kembali di Lapangan Blang Padang.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:13 WIB
Mitigasi Bencana Jelang Nataru, BNPB Perluas Cakupan OMC hingga Jatim
  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 11:24 WIB
Kesiapsiagaan Jelang Nataru, Kepala BNPB Sambangi Jateng dan Yogyakarta
  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 11:25 WIB
BNPB Gelar Gladi Ruang Penanganan Bencana Hidrometeorologi Jelang Nataru
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 21:54 WIB
Kepala BNPB Tinjau Kondisi Tanggul Sungai Wulan di Demak
  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 09:32 WIB
Banjir Bandang di Kabupaten Tapanuli Selatan akibatkan 10 Warga Terluka
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 22:34 WIB
Longsor di Kabupaten Temanggung akibatkan Satu Warga Meninggal Dunia
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 22:32 WIB
Ribuan Warga Terdampak Banjir Rob di Kabupaten Indramayu