BNPB Lakukan Penanaman 6.000 Pohon Mangrove untuk Mitigasi Bencana di Aceh

: Kepala BNPB Suharyanto (kemeja hijau dan rompi hijau) saat melakukan rangkaian kegiatan penanaman Pohon Mangrove di Pantai Ulee Lheue, Banda Aceh pada Rabu (9/10/2024)/ dok. BNPB.


Oleh Jhon Rico, Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:51 WIB - Redaktur: Untung S - 231


Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dan rombongan secara simbolis melakukan penanaman 6.000 batang mangrove di Pantai Ulee Lheue, Aceh. Penanaman vegetasi ini untuk mitigasi bencana tsunami.

"Aceh yang relatif memiliki banyak daerah pesisir pantai, memerlukan infrastruktur pemecah ombak untuk meminimalisir kekuatan hantaman gelombang tsunami," kata Suharyanto dalam keteranganya, Kamis (10/10/2024).

Dirinya menjelaskan pohon mangrove menjadi salah satu investasi masa depan yang baik sebagai upaya pengurangan risiko bencana.

"Kalau pantainya ditumbuhi mangrove bisa mengurangi hantaman gelombang tsunami, jika mangrovenya lebat, vegatasi lautnya menjadi bagus, hal ini jadi investasi jangka panjang bagi daerah di masa mendatang," jelasnya.

"Tidak hanya secara simbolis hari ini saja, penanaman dan pemeliharaan pohon mangrove ini dijalankan secara terus-menerus, menjadi contoh bagi masyarakat bahwa begitu pun menanggulangi bencana harus dilakukan terus-menerus," ujar Suharyanto.

Adapun upaya mitigasi dengan vegatasi ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang selalu menekankan pada unsur pencegahan bencana.

"Kehebatan penanggulangan bencana bukan saat aksi kita ketika bencana sudah terjadi, namun aksi kita pada fase pencegahan untuk mengurangi dampak kerusakan maupun kerugian dari kejadian bencana itu sendiri," tambahnya.

Kegiatan ziarah pemakaman masal dan penanaman pohon ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (Bulan PRB) yang dilaksanakan sejak 8 hingga 10 Oktober 2024.

Berbagai acara dipusatkan di Provinsi Aceh ini diharapkan mampu membangun ketahanan masyarakat Aceh mulai dari tingkat keluarga, satuan pendidikan, komunitas hingga dunia usaha agar lebih siap untuk menghadapi setiap ancaman dan potensi bencana.

Dukungan BNPB untuk Bencana di Aceh

Pada saat yang sama, bencana hidrometeorologi basah yakni banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Aceh Tengah mengakibatkan satu keluarga yang terdiri empat jiwa meninggal dunia dan tanah longsor menimbun 1 unit rumah.

Daerah lainnya yakni Aceh Utara juga dilanda banjir yang merendam 3 kecamatan dan memaksa lebih dari seribu kepala keluarga mengungsi.

Suharyanto menyatakan BNPB akan mengunjungi dua titik lokasi terdampak bencana untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak terpenuhi dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan daerah.

"BNPB akan mengunjungi dua daerah dan memberikan bantuan kepada warga terdampak bencana pada Jumat mendatang (11/10)," ujarnya.

"Semoga bantuan dari pemerintah pusat ini dapat meringankan penderitaan masyarakat dan mempercepat operasi tanggap darurat hingga proses pemulihan bisa berjalan dengan baik," ungkap Suharyanto.

Ia mengemukakan bahwa peristiwa ini menjadi bukti bahwa bencana bisa terjadi kapan saja sehingga upaya pengurangan risiko bencana harus terus ditingkatkan, melalui simulasi evakuasi, pemeriksaan infrastruktur maupun sistem peringatan dini, hingga sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

"Tingkatkan terus kesiapsiagaan dan upaya pengurangan risiko bencana lewat berbagai aksi, tidak terjadi bencana bukan berarti bencananya tidak ada, jadi jangan pernah berhenti," tutupnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Sabtu, 12 Oktober 2024 | 06:23 WIB
Delapan Kecamatan Terdampak Banjir di Kabupaten Aceh Tenggara
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 11 Oktober 2024 | 11:02 WIB
Kearifan Lokal Modal Masyarakat Merespons Potensi Ancaman Bahaya Alam
  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:49 WIB
Indonesia- Australia Perpanjang Kerja Sama Penanggulangan Bencana