- Oleh Jhon Rico
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:13 WIB
: Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Padang Pariaman berjibaku mengevakuasi warga yang terdampak banjir/ dok. BPBD Padang Pariaman.
Jakarta, InfoPublik – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Dinas PUPR, TNI, Polri, dan pemerintah setempat telah berkoordinasi untuk melakukan pendataan dan penanganan darurat bencana banjir serta tanah longsor yang melanda Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar). Bencana ini terjadi akibat intensitas hujan yang sangat tinggi, sehingga debit air di Sungai Batang Ulakan, Batang Sei Gimba, dan Batang Tapakih meningkat signifikan.
Selain banjir, curah hujan yang ekstrem juga mengakibatkan tanah menjadi labil, memicu terjadinya longsor di sejumlah titik. "Peristiwa ini berdampak pada 11 Nagari (desa) di tujuh kecamatan. Wilayah terdampak antara lain Nagari Sungai Sariak di Kecamatan VII Koto, Nagari Gasan Gadang di Kecamatan Batang Gasan, Nagari Campago di Kecamatan V Koto, serta Nagari di Kecamatan Ulakan Tapakih, seperti Kampuang Galapuang, Seulayat, Sungai Gimba, dan Sandi. Selain itu, Nagari Parik Malintang di Kecamatan Anam Lingkuang serta Nagari Pauah dan Kapalo Koto di Kecamatan Nan Sabaris juga terdampak," ungkap Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Sabtu (5/10/2024).
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 1.102 kepala keluarga (KK) atau 4.411 jiwa terdampak bencana ini. Dari jumlah tersebut, 160 KK atau 480 warga harus mengungsi sementara ke masjid-masjid, balai masyarakat, serta rumah kerabat dan tetangga yang tidak terdampak banjir maupun longsor.
Dampak material akibat bencana ini sangat signifikan. Sebanyak 1.615 rumah terendam banjir, dua rumah tertimbun tanah longsor, serta jalan penghubung antar-Nagari Sungai Sariak dan Nagari Toboh Ketek tertutup material longsor. Selain itu, jalan di Kecamatan IV Koto Aua Malintang terendam air dengan ketinggian mencapai 50 hingga 100 cm.
Saat ini, beberapa wilayah masih diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Pembersihan badan jalan di Kecamatan VII Koto juga terus dilakukan. Kebutuhan mendesak untuk mempercepat penanganan meliputi penambahan alat berat, perahu karet, makanan siap saji, selimut, serta dapur umum.