BNPB: Proaktif untuk Mitigasi Risiko, Perkuat Pencegahan dan Resiliensi

: Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Dr. Raditya Jati saat penutupan Global Forum for Suistainable Resilience (GFSR) di JIEXPO Kemayoran, Jakarta./ dok. BNPB.


Oleh Jhon Rico, Jumat, 13 September 2024 | 22:10 WIB - Redaktur: Untung S - 328


Jakarta, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggarisbawahi langkah-langkah proaktif untuk melakukan mitigasi risiko, memperkuat pencegahan dan resiliensi.

Pesan tersebut disampaikan Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati ketika mengakhiri gelaran Global Forum for Sustainable Resilience (GFSR) melalui keteranganya, Jumat (13/9/2024).

Hal ini tidak hanya ditujukan kepada masyarakat Indonesia tetapi juga dunia, seperti seruan Indonesia pada Global Platform for Disaster Risk Reduction ke-7 di Bali.

“Ini menggarisbawahi keharusan langkah-langkah proaktif untuk memitigasi risiko, memperkuat upaya pencegahan dan meningkatkan resiliensi,” ujar Raditya.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi menyampaikan, GFSR kedua ini membahas gagasan dan berbagi pengalaman untuk menyusun kerangka kerja resiliensi berkelanjutan.

Di samping itu, kegiatan yang berbarengan dengan pameran kebencanaan, ADEXCO, sekaligus untuk memperingati 20 tahun tsunami Aceh yang terjadi pada Desember 2004 silam.

“GFSR kedua ini menjadi tonggak penting pencapaian dan refleksi serius yang menandai peringatan 20 tahun tsunami Samudra Hindia,” kata dia.

Raditya mengatakan peringatan tersebut bertujuan sebagai pengingat kepada seluruh masyarakat tentang dampak bencana yang sangat menghancurkan. Peringatan ini sekaligus untuk mengevaluasi dan memetik pembelajaran atas pencapaian selama dua dekade terakhir.

“Sangat penting, ini memberikan kesempata untuk menilai evolusi pendekatan nasional dan regional terhadap manajemen risiko bencana, seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk memasukan paramenter risiko sistemik ke dalam perencanaan dan pemikiran ke depan,” tambah Raditya.

Menurut dia, saat masyarakat global berhadapan dengan tantangan yang kompleks dan saling terkait, konsep resiliensi berkelanjutan menawarkan kerangka kerja yang menjanjikan untuk membentuk masa depan dan manfaat yang lebih baik untuk penanggulangan bencana.

GFSR yang berlangsung 11-12 September 2024 itu dihadiri dengan total peserta 300 orang secara luring dan lebih dari 400 lainnya melalui daring. Jumlah tersebut di antaranya para narasumber dari pemerintah, lembaga PBB, Forum Pengurangan Risiko Bencana, pakar dan lembaga non-pemerintah.

Pada akhir penutupan, Raditya mengapresiasi dan berterima kasih kepada Asia Disaster Management and Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) sebagai acara tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan ketangguhan berkelanjutan dalam sektor penanggulangan bencana dan perlindungan sipil.

Kemudian, Pemerintah Australia, SIAP SIAGA, Sekretariat ASEAN, Uni Eropa, dan berbagai pihak lainnya atas dukungan penyelenggaraan GFSR kedua tersebut.

Selain GFSR, acara workshop yang diselenggarakan oleh USAID dan ICLE masih akan berlangsung pada 13- 14 September 2024.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 2 Oktober 2024 | 19:20 WIB
Indonesia Jadi Negara Donor Bantuan Kebencanaan
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 2 Oktober 2024 | 19:17 WIB
Kepala BNPB Pastikan Penanganan Cepat Karhutla di Bumi Sriwijaya
  • Oleh Jhon Rico
  • Senin, 30 September 2024 | 14:21 WIB
Semua Korban Longsor di Kabupaten Solok Berhasil Dievakuasi
  • Oleh Jhon Rico
  • Minggu, 29 September 2024 | 08:01 WIB
Update Longsor di Tambang Ilegal Kabupaten Solok, 12 Meninggal Dunia
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 27 September 2024 | 21:19 WIB
Personel Gabungan Lakukan Pencarian Korban Longsor Tambang di Solok