- Oleh Jhon Rico
- Sabtu, 28 Desember 2024 | 16:14 WIB
: Simulasi evakuasi Megathrust Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten (5/9/2024)/ dok. BNPB.
Pandeglang, InfoPublik – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dengan dukungan pemerintah daerah, menggelar simulasi evakuasi mandiri secara serentak di empat lokasi pada Kamis (5/9/2024). Selain di Kabupaten Pandeglang, Banten, simulasi ini juga dilakukan di Kabupaten Kepulauan Mentawai (Sumatra Barat), Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat), dan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah). Simulasi ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi megathrust dan tsunami yang mengancam kawasan tersebut.
Sebelum simulasi evakuasi dimulai, di setiap kabupaten dilakukan Apel Kesiapsiagaan, dengan melibatkan ratusan personel dari berbagai elemen. Di Kabupaten Pandeglang, apel tersebut melibatkan 500 personel, termasuk dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat, Muspida, Basarnas, BMKG, relawan, komunitas penggiat bencana, serta tokoh agama dan masyarakat.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, memimpin apel di Pandeglang dan menekankan pentingnya kesiapsiagaan secara berkala. "Masyarakat dan pemerintah daerah perlu tetap tenang, namun waspada. Latihan evakuasi mandiri seperti ini sangat penting untuk memastikan kesiapan jalur evakuasi, memelihara shelter, serta memperkuat sistem komunikasi risiko berbasis komunitas," ujar Raditya.
Pandeglang dipilih menjadi salah satu lokasi simulasi karena wilayah ini memiliki garis pantai sepanjang 307 km, mencakup 10 kecamatan dan 56 desa, yang sangat rentan terhadap ancaman megathrust di Selat Sunda. BNPB berharap kegiatan ini dapat melatih masyarakat untuk lebih siap menghadapi potensi gempa dan tsunami, khususnya di sepanjang kawasan megathrust Sumatra dan Jawa.
Dalam kesempatan ini, BNPB juga memberikan dukungan logistik dan peralatan untuk penanganan siaga darurat bencana di Kabupaten Pandeglang. Bantuan yang diserahkan berupa 2 unit tenda pengungsi, 30 unit tenda keluarga, 30 unit velbed, 2 unit light tower, 2 unit genset, 200 matras, 200 selimut, 50 kasur lipat, 200 hygiene kit, dan 200 paket sembako. Selain itu, BNPB juga menyerahkan dana siap pakai sebesar Rp200 juta.
Pada hari pelaksanaan, suara kentongan dan sirine meraung di Kampung Tembong, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Suara tersebut menjadi tanda peringatan dini tsunami, yang dikeluarkan oleh BMKG hanya lima menit setelah gempa bumi berkekuatan 8,7 magnitudo mengguncang zona subduksi megathrust Selat Sunda, dengan kedalaman 10 kilometer.
Warga setempat segera bergerak menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) di masjid Kampung Tembong. Proses evakuasi dibantu oleh koordinator Desa Tangguh Bencana (Destana), yang mengorganisir warga dan memastikan evakuasi berjalan lancar. Prioritas evakuasi diberikan kepada kelompok rentan, seperti ibu hamil, anak-anak, lansia, serta difabel. Selain itu, warga yang terluka dibantu dengan menggunakan peralatan sederhana.
Jalur evakuasi yang sudah ditandai dengan rambu-rambu evakuasi mempermudah proses penyelamatan warga. Setibanya di lokasi akhir evakuasi, petugas medis sudah bersiap untuk memberikan pemeriksaan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan perawatan.
Latihan simulasi itu bertujuan memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami akibat megathrust. Skenario latihan melibatkan 200 warga, terdiri dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Carita, BPBD Kabupaten Pandeglang, Linmas, aparat desa, kelompok nelayan, serta masyarakat umum.
Raditya Jati kembali menegaskan bahwa latihan evakuasi mandiri seperti ini sangat penting dalam membangun kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang tak dapat diprediksi. "Gempa dan tsunami bisa terjadi kapan saja. Kita harus tetap tenang, namun selalu siap. Melalui latihan ini, kita dapat memastikan kesiapsiagaan lebih baik untuk melindungi diri dan keluarga," ujarnya.
Kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai bagian dari peringatan 20 tahun Tsunami Aceh, serta dalam rangka menyambut Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2024. Dengan latihan ini, BNPB berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya mitigasi bencana, memperkuat infrastruktur, dan memastikan jalur evakuasi yang aman.