: (dari kiri ke kanan) Pj Bupati Luwu Muh. Saleh, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Selatan Amson Padolo di Pos Komando Utama Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (7/5/2024)/ dok. BNPB.
Oleh Jhon Rico, Selasa, 7 Mei 2024 | 23:44 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 185
Jakarta, InfoPublik - Pascabencana alam di Sulawesi Selatan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto menekankan upaya penanganan darurat serta rehabilitasi dan rekonstruksi harus berjalan pararel. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat terdampak.
“Upayakan berjalan pararel, agar penderitaan masyarakat tidak terlalu lama dan segera mendapatkan tempat baru yang aman,” kata Suharyanto pada pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Luwu di Posko Utama Tanggap Darurat Bencana Alam Sulawesi Selatan, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (7/5/2024).
Suharyanto menyatakan bahwa untuk memaksimalkan distribusi logistik di lokasi terisolir pada masa perbaikan jembatan, akan dikerahkan 1 helikopter dari TNI angkatan darat.
“Sebelumnya telah beroperasi helikopter dari TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan, BNPB juga mengerahkan 1 helikopter dan 1 pesawat caravan, selanjutnya 1 helikopter dari TNI Angkatan Darat akan turut membantu proses distribusi logistik maupun evakuasi,” ujar Suharyanto.
Adapun Suharyanto mengingatkan kembali kepada Pemerintah Kabupaten Luwu melakukan pendataan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dasar berjalan dengan efisien serta proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat segera dilakukan.
“Evaluasi terus setiap hari, pastikan kebutuhan masyarakat yang setiap harinya dinamis dapat terus terpenuhi,” tuturnya.
“Cek lahan yang tentunya aman dan lakukan dialog dengan masyarakat, opsi-opsi lokasi tersebut segera disampaikan agar selanjutnya BNPB bersama Kementerian PUPR dapat memproses pembangunan rumah bagi warga yang harus direlokasi,” tambah dia.
Kemudian, Suharyanto menegaskan bahwa pendataan aset rumah warga serta aset kabupaten dilakukan, sehingga proses aktivitas pascabencana dapat dilakukan sesuai hasil asesmen.
“Data dengan baik, khususnya aset rumah serta aset kabupaten seperti fasilitas pendidikan, ibadah, kesehatan yang terdampak agar segera kita tangani dalam waktu dekat,” pungkasnya.
Sementara itu, Pj Bupati Luwu Muh. Saleh menyampaikan bahwa per Selasa (7/5/2024), seluruh korban yang dilaporkan hilang telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
“Seluruh korban hilang telah ditemukan dengan keadaan meninggal dunia, jumlah korban meninggal sebanyak 12 orang dengan rincian 8 orang di Latimojong dan 4 orang di Suli Barat,” jelas Saleh.
Saleh turut menyampaikan bahwa 13 titik yang terdampak banjir telah surut.
“13 titik yang terdampak banjir telah surut, saat ini tim gabungan sedang melakukan proses pembersihan material pascabanjir,” kata dia.
Khusus penanganan tanah longsor, Pemerintah Kabupaten Luwu telah melakukan koordinasi dengan Balai PUPR untuk perbaikan 10 titik longsor dan 3 jembatan yang mengalami kerusakan.
“Kita terus upayakan perbaikan infrastruktur terdampak sehingga diharapkan dalam waktu dekat akses jalan darat dapat berfungsi kembali,” ujarnya.
Peninjauan Udara dan Distribusi Logistik
Adapun Kepala BNPB beserta rombongan melakukan peninjauan udara untuk melihat langsung titik-titik lokasi yang diterjang tanah longsor serta membawa langsung logistik untuk masyarakat terdampak.
“Dari helikopter kita lihat sekitar 16 titik longsor yang dampaknya signifikan, BNPB akan terus mendampingi pemerintah daerah dalam melakukan asesmen agar dampak dari tanah longsor ini segera kita atasi,” tutur Suharyanto.
Adapun rombongan Kepala BNPB turut membawa sejumlah bantuan logistik yang meliputi lilin, garam, makanan siap saji, beras, ikan asin, wajan, selimut dan paket sembako.
“Kita upayakan terus distribusi logistik melalui jalur udara, kita pastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik, sekali lagi termasuk pada daerah yang sulit dijangkau dengan jalur darat,” katanya.
“Keselamatan dan kebutuhan masyarakat adalah yang utama, selalu pastikan hal ini menjadi komitmen seluruh pihak untuk mengurangi penderitaan masyarakat,” terang dia.
Sementara itu, mewakili Kepala BNPB, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan bertolak menggunakan helikopter dengan membawa sejumlah bantuan logistik ke Desa Tolajo, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu.
Desa Tolajo diketahui menjadi salah satu desa yang terisolir karena tanah longsor yang merusak akses jalan maupun jembatan sehingga bantuan tidak dapat didistribusikan melalui perjalanan darat.
Adapun Fajar serta rombongan memberikan sejumlah bantuan logistik dasar serta berdialog dengan masyarakat terdampak untuk memastikan kebutuhan mendesak yang masih dibutuhkan oleh masyarakat.