:
Oleh Jhon Rico, Sabtu, 4 Desember 2021 | 22:24 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 381
Jakarta, InfoPublik - Wakil Bupati (Wabup) Lumajang Indah Amperawati mengungkapkan, lumpur tebal menjadi salah satu hambatan proses evakuasi warga terdampak erupsi Gunung Semeru.
Menurut dia, untuk di daerah Curah Kobokan ada sekitar 300 KK yang sebagian besar sudah mengungsi. Terakhir sekitar satu jam lalu ada sekitar 10 orang yang masih belum bisa di evakuasi, karena lokasinya agak sulit.
"Evakuasi lamban karena mobil tidak bisa masuk ke lokasi, dikarenakan lumpur itu setinggi hampir sampai lutut kaki," kata Indah Amperawati dalam konferensi pers perkembangan pasca-erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021).
Proses evakuasi warga pun dibantu oleh komunitas jeep. Ia berharap 10 orang warga tersebut segera evakuasi.
Ia menyebut di Curah Kobokan ada satu warga yang meninggal dunia. Korban meninggal dunia dievakuasi dan dibawa oleh mobil ambulance.
Kendala lainya, terang dia, salah satu jembatan yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, yakni Jembatan Gladak Perak terputus, akibat terjangan material erupsi Semeru.
Ia berharap agar BPBD dan Dinas Sosial Malang bisa membuka posko pengungsian dan dapur umum untuk melayani warga di sejumlah desa di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
"Karena tidak memungkinkan kami ke sana akibat jembatan yang putus. Dan banyak juga pohon-pohon yang tumbang mengakibatkan jalan nasional meunu arah Malang juga terhambat," jelas dia.
Ia menjelaskan, ada sekitar 41 warga yang terluka (luka bakar) telah dibawa ke Puskesmas Penanggal. Untuk warga yang luka bakarnya parah dirujuk ke Rumah Sakit Umum dokter Haryoto, RS Bhayangkara dan RS Pasirian.
"Di Puskesmas Candipuro ada sekitar 7 orang yang sedang di rawat. Sedangkan di Puskesmas Penanggal tersisa kurang lebih 10 orang, dan ada ibu hamil 2 orang," jelas dia.
Foto: BNPB