Meski Status Anak Gunung Krakatau Naik Jadi Siaga Belum Ada Penutupan Bandara

:


Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 27 Desember 2018 | 12:12 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 538


Jakarta, InfoPublik - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah menaikan status Gunung Anak Krakatau menjadi siaga. Meskipun sampai saat ini belum mendapatkan Notam khusus penutupan bandara dari AirNav Indonesia selaku penyelenggara lalu lintas udara, namun begitu Airnav sudah mengeluarkan NOTAM A5440/18 perihal Penutupan dan Reroute terdampak Krakatau.

Berdasarkan informasi BMKG per 26 Desember 2018 pukul 19.00 WIB, sebaran debu vulkanik mengarah ke Barat Daya-Barat dengan ketinggian mencapai lebih dari 10 km.

Atas kondisi yang demikian, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menginstruksikan seluruh jajaran agar secara intensif memantau operasional penerbangan yang bisa terdampak erupsi Gunung Anak Krakatau, mengingat aktivitas penerbangan yang sedang tinggi selama masa angkutan udara Natal dan Tahun Baru ini. 

Dirjen Hubud, Polana B. Pramesti mengungkapkan, sejauh ini abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau tidak berdampak pada penutupan bandara. Untuk bandara terdekat seperti Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Radin Inten II Lampung, masih beroperasi normal. Dari Airnav sudah mengeluarkan Notam terkait pengalihan rute penerbangan yang tidak bisa dilewati pesawat.

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Bandara Radin Inten II Lampung, Asep Kosasih melaporkan bahwa sejak terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau, fasilitas bandara baik sisi darat ataupun udara tidak terdampak dan tetap beroperasi normal.

"Pasca erupsi Gunung Anak Krakatau, Bandara Radin Inten II masih beroperasi normal, tidak terdampak. Kami terus memantau perkembangan dan berkoordinasi intens dengan BMKG, Airnav, dan Direktorat Navigasi Penerbangan," ujar Asep.

Dalam hal koordinasi dan komunikasi penanganan abu vulkanik, Dirjen Hubud melalui Direktorat Navigasi Penerbangan telah membangun sistem informasi I-WISH (Integrated Webbased aeronautical Information System Handling). Dalam sistem ini stakeholder terkait menyampaikan informasi yang dikuasai terkait tugas dan fungsi, serta kewenangannya dalam penanganan abu vulkanik atau yang lebih dikenal dengan CDM (Collaborative Decision Making).

"Saya minta untuk memonitor selalu informasi yang disampaikan baik dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG maupun dari source lainnya dan Airnav agar mendistribusikan informasi tersebut melalui NOTAM kepada airlines dan bandara," pungkas Polana.