Kemenkes Datangkan Kontainer Pendingin Jenazah ke Pandeglang

:


Oleh Putri, Rabu, 26 Desember 2018 | 12:19 WIB - Redaktur: Juli - 401


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan mendatangkan kontainer pendingin jenazah ke Pandeglang, Banten, dan siap mengirimkan pendingin tambahan jika diperlukan.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, seperti disampaikan dalam keterangan resmi Kemenkes, di Jakarta, Rabu (26/12).

"Karena rumah sakit umum daerah (RSUD) yang saat ini menampung jenazah korban tsunami belum memiliki alat pendingin jenazah yang memadai, pihak Kemenkes sendiri sudah siap untuk segera mengirimkan kembali kontainer dimaksud jika kebutuhannya lebih besar dari kapasitas saat ini," kata Yuri.

Dia menjelaskan, setiap jenazah yang masuk ke rumah sakit akan diidentifikasi terlebih dahulu oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Setelah teridentifikasi, jenazah dapat diserahkan ke keluarga korban.

"Namun proses identifikasi membutuhkan waktu dan belum tentu jenazah langsung diambil oleh keluarga. Dampaknya dapat terjadi penumpukan jenazah di rumah sakit," ujar Yuri.

Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk satu unit kontainer yang ada dapat menampung 50 jenazah. Hingga Selasa (25/12) sore tersisa 20 jenazah yang sudah teridentifikasi namun belum diambil keluarga.

Dia mengatakan, pihak Kemenkes segera mengecek tambahan jenazah malam ini, jika melampaui kapasitas 50 jenazah, maka akan berkoordinasi dengan Kepala RSUD dan Tim DVI Polri untuk memesan kontainer pendingin tambahan.

“Memperhatikan kebutuhan yang ada, kami berkoordinasi dengan Tim DVI Polri, mengirimkan kontainer pendingin untuk jenazah dari Jakarta ke Pandeglang. Namun perlu dipahami bahwa pengangkutan kontainer membutuhkan proses karena diangkut dengan truk trailer,” kata dr. Yuri.

Hingga hari keempat pascabencana Tsunami Selat Sunda, jumlah korban terus bertambah. Menurut data BNPB, pada Selasa sore pukul 17.00, korban meninggal dunia telah mencapai 409 jiwa. Sebanyak 299 korban ditemukan di wilayah Banten dan sisanya 110 jiwa di Provinsi Lampung.