:
Oleh Wawan Budiyanto, Sabtu, 13 Januari 2018 | 10:11 WIB - Redaktur: Juli - 534
Jakarta, InfoPublik - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali, Kamis 11 Januari 2018, pukul 17:54 WITA kembali mengalami erupsi dengan ketinggian kolom erupsi mencapai sekitar 2500 meter di atas puncak atau sekitar 5600 meter di atas muka air laut dengan amplitudo maksimum tercatat 27 mm (overscale) dan durasi 130 detik.
Berdasarkan keterangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (12/1) selain di sekitar area puncak, abu vulkanik tersebar utamanya ke arah Utara dan Timurlaut mengikuti arah angin.
Sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP) dalam upaya peningkatan keselamatan perhubungan udara maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) dengan kode warna ORANGE.
Gunung Agung yang tingginya 3142 meter menunjukkan aktivitasnya sejak September 2017 dan hingga saat ini masih menunjukkan tingkat aktivitas vulkanik yang tinggi. Dimulai dengan rentetan gempa vulkanik hingga mencapai lebih dari 27 ribu kejadian, Gunung mengalami erupsi pertama kali pada 21 November 2017.
Intensitas erupsi maksimum yang teramati hingga saat ini terjadi pada 27-28 November 2017 dimana ketinggian kolom erupsi abu mencapai sekitar 4000 meter di atas puncak Gunung Agung atau lebih dari 7000 meter di atas permukaan laut.
Hingga saat ini, status aktivitas Gunung Agung masih berada pada Level IV (Awas) dengan rekomendasi area bahaya yaitu di dalam radius 6 km. Perlu pemahaman bersama bahwa terjadinya erupsi Gunung Agung dalam status Awas adalah hal yang lumrah mengingat aktivitas vulkanik yang masih relatif tinggi.
Dampak dari erupsi tersebut yang dapat membahayakan jiwa manusia secara langsung di darat masih terlokalisir di dalam Zona Perkiraan Bahaya yang direkomendasikan oleh PVMBG yaitu di dalam radius 6 km dari kawah puncak Gunung Agung. Di luar zona bahaya tersebut, potensi bahayanya masih kecil yaitu berupa hujan abu yang terpapar tipis.
Bahaya abu vulkanik di darat ini dapat diminimalisir oleh masyarakat dengan selalu menyiapkan dan menggunakan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata dan kulit ketika erupsi berlangsung. Dampak erupsi tersebut yang berupa abu vulkanik di udara dapat membahayakan penerbangan tidak mengganggu aktivitas operasional penerbangan Bandara Ngurah Rai karena angin bertiup ke arah Utara dan Timurlaut.
Berkaitan dengan erupsi tersebut dan mengingat masih tingginya aktivitas vulkanik Gunung Agung maka masyarakat setempat dan pengunjung dihimbau agar mengikuti imbauan pemerintah, yaitu untuk tidak melakukan aktivitas apapun di dalam radius 6 km dari puncak Gunung Agung.
Sementara itu, masyarakat dan pengunjung yang berada di luar radius 6 km masih dapat beraktivitas dengan normal, namun agar tetap menjaga kewaspadaan. Masyarakat setempat dan pengunjung diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu berita bohong (hoax) yang tidak jelas sumbernya.
PVMBG terus memantau aktivitas Gunung Agung dengan multi-metoda secara menerus 24 jam setiap hari untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui peringatan dini dan selalu menempatkan keselamatan jiwa manusia sebagai prioritas utama.