BNPB: Dampak Gempa 6,9 SR, Korban dan Kerusakan Bangunan Bertambah

:


Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 16 Desember 2017 | 18:37 WIB - Redaktur: Juli - 561


Jakarta, InfoPublik - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, penanganan darurat dampak gempa 6,9 SR yang mengguncang wilayah Jawa Barat, DI Yogyakarta dan Jawa Tengah terus dilakukan.

"Jumlah korban jiwa dan kerusakan bangunan bertambah. Hingga Sabtu (16/12) pukul 14.00 WIB, terdapat 3 korban meninggal dunia dan 7 orang luka-luka akibat gempa. Sebanyak 228 rumah rusak berat, 152 rumah rusak sedang, 97 rumah rusak ringan, dan 473 rumah rusak yang belum diklasifikasikan ke dalam rusak berat, sedang dan ringan. Selain itu juga terdapat sekolah, rumah sakit, dan kantor pemerintah yang rusak," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (16/12).

Ketiga korban meninggal dunia adalah Aminah (80) warga Sugihwaras RT 02 RW 18, Kelurahan Kauman, Kota Pekalongan, Jawa Tengah; Hj. Dede Lutfi (62) warga Desa Gunungsahari RT 04 RW 02, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat, dan Fatimah (34) warga  Dusun Jambon Desa Argosari Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Provinsi DI Yogyakarta.

Korban Aminah dan Hj Dede Lutfi meninggal akibat tertimpa tembok rumah yang roboh. Sedangkan korban Fatimah meninggal dunia saat panik terjadi gempa lari keluar rumah terjatuh, kemudian dibawa ke RS Mitra Sehat lalu meninggal dunia.

Adapun kerusakan bangunan yang paling banyak menurut Sutopo, terdapat di Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis dan Pangandaran yang memang paling dekat dengan pusat gempa.

"Tercatat di Kabupaten Tasikmalaya terdapat 72 rumah rusak berat, 37 rumah rusak sedang, dan 109 rumah rusak. Sementara itu di Kabupaten Ciamis terdapat 50 rumah rusak berat, 83 rumah rusak sedang, 55 rumah rusak ringan dan 188 rumah rusak. Sedangkan di Kabupaten Pangandaran terdapat 33 rumah rusak berat, 20 rumah rusak sedang, 38 rumah rusak ringan dan 91 rumah rusak," ujarnya.

Daerah lain yang terdampak gempa merusak adalah di Kota Banjar, Kabupaten Garut, Banjarnegara, Banyumas, Cilacap, Kota Pekalongan dan Sleman. Pendataan masih terus dilakukan dan diperkirakan jumlah kerusakan akan bertambah.

"Masyarakat yang rumahnya rusak mengungsi di tenda, rumah kerabatnya, balai desa atau bangunan lainnya. Bantuan terus disalurkan kepada korban," katanya.

Sutopo menambahkan, Kepala BNPB telah melaporkan perkembangan penanganan dampak gempa kepada Presiden RI. "Saat ini Kepala BNPB dan tim reaksi cepat BNPB telah berada di Tasikmalaya untuk mendampingi BPBD dalam penanganan darurat," ujarnya.

Hingga saat ini sudah terjadi 19 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil. Kekuatan gempa terus menurun. Memang daerah selatan Jawa Barat merupakan daerah rawan gempa yang berasal dari pertemuan lempeng Hindia Australia dan Eurasia. Gempa dapat terjadi kapan saja.

"Secara umum aktivitas masyarakat telah kembali normal. Petugas gabungan terus melakukan penanganan darurat," pungkas Sutopo.