:
Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 16 Desember 2017 | 10:09 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 446
Jakarta, InfoPublik - BMKG telah melaporkan gempa bumi berkekuatan 6,9 SR dengan koordinat episenter pada 7,75 LS dan 108,11 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah tenggara Kota Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat pada kedalaman 120 km pada Jumat (16/12/2017) pukul 23.47.58 WIB. Pusat gempa di darat atau dekat pantai. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menginformasikan, selang 5 menit setelah terjadi gempa, BMKG mengaktivasi peringatan dini tsunami. "Wilayah di pesisir di Ciamis dan Tasimalaya Provinsi Jawa Barat berpotensi tsunami dengan level Siaga Tsunami yaitu ketinggian tsunami antara 0,5 meter hingga kurang dari 3 meter. Sedangkan di pesisir Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Cianjur, Garut, Sukabumi, Cilacap dan Kebumen pada level Waspada Tsunami dengan potensi tsunami ketinggian kurang dari 0,5 meter," ujar Sutopo, Sabtu (16/12). Sutopo mengatakan, pusat gempa yang berada di darat atau dekat pantai menyebabkan guncangan keras dirasakan oleh masyarakat. Dampak gempabumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di daerah Jakarta II-III, Bandung III-IV MMI, Depok II-III MMI, Karangkates III-IV MMI, Ngawi II MMI, Madiun II MMI, Nganjuk II MMI, Bandung II MMI, Mataram II MMI, Kebumen III-IV, Yogyakarta III MMI. "Guncangan gempabumi ini dilaporkan terasa di pesisir Selatan Pulau Jawa," kata Sutopo. Guncangan gempa keras slama 10 – 20 detik dirasakan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Bahkan masyarakat di Jakarta yang berada di gedung bertingkat merasakan guncangan gempa. Beberapa warga Jakarta segera turun mencari tempat yang aman. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Adanya peringatan dini tsunami menyebabkan masyarakat di pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan sebagian Jawa Timur segera mengungsi mencari tempat yang aman yang lebih tinggi. Kemacetan terjadi di banyak tempat. BPBD telah meminta masyarakat mengungsi dengan tenang. Pusdalops BNPB terus memantau perkembangan dampak gempa dan peringantan dini tsunami. Tidak adanya buoy tsunami di Samudera Hindia menyebabkan tidak ada kepastian, apakah ada tsunami atau atau tidak. Peringatan dini tsunami dari BMKG didasarkan pada analisis pemodelan. Oleh karena itu petugas BPBD dan relawan memantau tanda-tanda tsunami di pantai di tenpat yang aman. Dilaporkan air laut di pantai Pacitan surut sehingga masyarakat di sekitar pantai mengungsi. Kepala BNPB terus berkoordinasi dengan Kepala BPBD untuk memantau dan memberikan bantuan penanganan dampak gempa. Masyarakat dihimbau tetap tenang. Dampak gempa, terdapat banyak rumah dan bangunan mengalami kerusakan di banyak daerah. Data sementara telah dilaporkan BPBD ke Pusdalops BNPB. 1. Di Kabupaten Pangandaran terdapat 3 rumah rusak berat dan 3 rumah rusak ringan beberapa kerusakan rumah di Kecamatan Cimerak, Kecamatan Pangandaran, dan Kecamatan Sidamulih. 2. Di Desa Gunungsari Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis terdapat beberapa rumah ambruk dan rusak. 1 orang meninggal dunia (Hj. Dede Lutfi, 62) dan 2 luka-luka tertimpa bangunan roboh. 3. Di Banyumas terdapat 6 rumah rusak berat dan kerusakan di RSUD Banyumas, tembok retak dan pasien dievakuasi ke luar bangunan. 4. Di Kebumen terdapat 2 orang luka-luka tertimpa rumah roboh. 5. Di Kecamatan Ajibarang Banyumas terdapat 1 rumah roboh. 6. Di Kota Pekalongan terdapat 1 orang luka-luka terimpa bangunan roboh. "Hingga Sabtu (16/12/2017) pukul 01.15 WIB peringatan dini tsunami belum diakhiri. Pendataan masih dilakukan," pungkas Sutopo.