:
Oleh Baheramsyah, Rabu, 13 Desember 2017 | 14:12 WIB - Redaktur: Juli - 1K
Pacitan, InfoPUblik – Pasca bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pacitan menyebabkan menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Teleng Ria yang berlokasi di Kecamatan Pacitan. Penurunan pengunjung mencapai 50 persen. Penurunan pengunjung karena akses jalan menuju Pantai Tereng Ria ambles dan beberapa fasilitas umum juga rusak.
Marketing Manajer Pantai Teleng Ria Yayuk Dewi Puji Rahayu, mengatakan banyak kerusakan yang disebabkan bencana alam yang terjadi beberapa waktu lalu. Selain fasilitas umum seperti tempat duduk dan area parkir, pagar keliling yang ada di sekitar pantai juga roboh diterjang banjir.
Dia mengatakan tidak mengetahui secara pasti kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam tersebut. Salah satu kerusakan yang paling serius yaitu tanah ambles yang menyebabkan munculnya tiga sungai di kawasan wisata Teleng Ria. Sungai yang terbentuk akibat bencana alam itu memiliki kedalaman sekitar 2 meter dan lebar lebih dari 7 meter.
“Lokasi yang kini jadi sungai yaitu jalan menuju pantai, tempat parkir, lapangan, dan tempat hiburan,” kata Yayuk di Pacitan, Selasa (12/12).
Ia menyampaikan pasca-bencana terjadi pengunjung yang datang menurun drastis. Bahkan, tempat wisata ini sempat tutup empat hari setelah bencana dan baru mulai beroperasi pada 3 Desember 2017.
Pengunjung yang datang ke lokasi wisata ini menurun hingga 50 persen dari sebelum terjadi bencana. Ketakutan menjadi salah satu penyebab warga enggan berkunjung ke Pantai Teleng Ria.
“Sejak ada bencana ini, banyak yang melakukan pembatalan. Mungkin mereka takut setelah bencana menerjang Pacitan,” ujar dia.
Banjir juga berdampak pada para pengendara bendi berkuda yang kekurangan penumpang karena berkurangnya para wisatawan yang datang ke patai Talang Ria.
Seperti pengendara bendi berkuda Hadi Purwanto. Dia menuturkan baru empat bendi beroperasi pasca banjir melanda Pacitan. Padahal, biasanya ada 30 bendi yang beroperasi di Teleng Ria.
"Kemungkinan para kusir bendi masih membersihkan rumah yang terkena lumpur. Selain itu, kemungkinan mereka pesimis untuk menarik bendi karena kondisi pantai belum sepenuhnya pulih," kata Hadi.
Dia pun menyadari kondisi ini karena dimungkinkan wisatawan masih takut untuk mengunjungi Pacitan. Dalam kondisi normal, Hadi mengaku bisa mendapatkan delapan penumpang dalam sehari.
“Saya tujuh tahun menarik bendi di sini. Baru kali ini terjadi bencana besar seperti sekarang,” jelas dia.
Untuk satu kali putaran mengelilingi Pantai Teleng Ria, kata dia, tarifnya Rp30.000. Dia hanya mengandalkan pekerjaan ini untuk menghidupi anak dan istrinya. Atas kondisi ini, Hadi mengaku pasrah dan menunggu sampai tempat pariwisata itu bangkit seperti semula.
Selain penarik bendi, kondisi serupa juga dirasakan pedagang makanan di kawasan wisata itu. Salah satunya Dian, pedagang makanan dan es kelapa muda di Pantai Teleng Ria.
Dian mengaku baru tiga hari membuka warungnya pascabanjir bandang. Selama tiga hari, dirinya mengaku harus puas dengan pendapatan yang tak menentu. “Penghasilan menurun banget. Sepi banget setelah banjir,” ujar dia.
Dian berharap kondisi tempat wisata ini segera bangkit dan kembali normal. Sehingga kehidupan pedagang dan pelaku usaha di Pantai Teleng Ria kembali seperti semula.