:
Oleh Wawan Budiyanto, Jumat, 1 Desember 2017 | 02:10 WIB - Redaktur: Juli - 361
Jakarta, InfoPublik - Pasca dinaikkan kembali status aktivitasnya menjadi Level IV (Awas) pada 27 November 2017 pukul 06:00 WITA, aktivitas vulaknik Gunung Agung, di kabupaten Karangasem, Provinsi Bali masih tetap tinggi.
Selain mencatat terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik sejak 7 hari berjalan, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mengamati terjadinya erupsi yang sudah memasuki fase magmatik yang ditandai dengan keluarnya lava dari dalam kawah.
"Aktivitas-aktivitas vulkanik selama satu minggu tersebut menunjukkan aktivitas Gunung Agung sudah meningkat. Kemudian aktivitas kegempaan tremor sudah sering terjadi. Bahkan tadi malam itu gempa tremor di beberapa tempat di seismograf hingga over scale yang menunjukkan skalanya sudah besar," kata Kepala PVMBG Kasbani dalam keterangan Kementerian ESDM, Kamis (30/11).
Menurutnya, erupsi Gunung Agung sudah memasukki fase magmatik, yang akan menimbulkan letusan yang lebih besar daripada yang freatik. Erupsi magmatik ditandai keluarnya lava dari dalam kawah dan erupsi-erupsi juga sudah banyak melontarkan abu.
Dari Pengamatan visual Gunung Agung dari Pos PGA Agung di Rendang menunjukkan penurunan sejak tanggal 20 Oktober 2017 dengan asap dari bibir kawah hingga setinggi 50-500 meter.
Sejak 20 Oktober 2017 kegempaan yang terekam oleh seismograf terus menurun jumlahnya, terutama jenis gempa Vulkanik Dangkal (VB) dan gempa Tektonik Lokal (TL). Pola perubahan energi seismik untuk periode krisis Gunung Agung juga mengindikasikan penurunan dan mengalami percepatan yang semakin lambat dan cenderung mengarah ke fase relaksasi.
Pemantauan secara visual dengan menggunakan drone yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2017 menunjukkan aktivitas hembusan gas di dalam kawah relatif menurun intensitasnya dibanding hasil pemantauan pada 20 Oktober 2017.
Pemantauan termal dengan menggunakan citra satelit Sentinel-2, Intesitas anomali termal pada bulan Oktober 2017 cenderung menurun dibanding dengan bulan September 2017. Citra Satelit ASTER TIR juga mengindikasikan adanya penurunan luas area panas di dalam Kawah Gunung Agung.
Badan Geologi melalui PVMBG dan Pos Pengamatan Gunungapi Agung terus memantau perkembangan kegiatan vulkanik dan senantiasa berkoordinasi dengan satuan pelaksana (satlak) Kecamatan dan BPBD Kabupaten Karangasem tentang penanggulangan bencana erupsi Agung.
Perkembangan terkini dan informasi lainnya tentang bencana geologi di Indonesia, dapat dipantau melalui aplikasi "MAGMA Indonesia" yang dapat diunduh di Google Play untuk ponsel berbasis Android.
"MAGMA Indonesia" adalah aplikasi yang dibuat oleh Tim PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) dari Badan Geologi yang bernaung di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.