Petani Penggarap Lahan Perhutani Blora Tanam Kedelai

:


Oleh MC KAB BLORA, Jumat, 16 November 2018 | 06:54 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 1K


Blora, InfoPublik - Petani penggarap lahan persil Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora di desa Jetakwanger, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah mempersiapkan lahan dan menanam bibit kedelai memasuki musim penghujan.

Dibawah pimpinan Sertu (Purn) Widodo, petani dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Rahayu, kini mengembangkan tanaman kedelai varietas Anjasmoro.

Tanam perdana kedelai melibatkan sejumlah pihak. Di antaranya personil Koramil dan Polsek Ngawen, Dinas Kehutanan, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian UPTD Ngawen.

Waka ADM Perhutani KPH Blora, Anthonie ketika dikonfirmasi membenarkan LMDH Wana Rahayu di Desa Jetakwanger tengah memanfaatkan lahan persil Perhutani untuk pengembangan tanaman kedelai Anjasmoro.

”Memang benar, kami juga melakukan pembinaan, harapannya apa yang dihasilkan nanti bisa ikut berperan dalam ketahanan pangan,” ungkapnya, di Blora, Jumat (9/11/2018).

Mantan Babinsa Sertu (Purn) Widodo yang menjadi pendorong pengembangan kedelai Anjasmoro tersebut.

Setelah purna tugas dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kodim 0721/Blora, bagi Widodo bukan berarti tidak lagi berbuat sesuatu untuk ikut membantu mensukseskan program pemerintah.

Bahkan, sudah diprogramkan semasa masih dinas, pensiun dari TNI  lantas tergabung pada sebuah lembaga masyarakat yang bergerak di bidang pertanian, dengan tujuan bisa meneruskan pengabdiannya di tengah-tengah masyarakat.

Karena perannya cukup handal di masyarakat sewaktu masih menjadi Babinsa, Widodo didaulat untuk menjadi Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Rahayu Desa Jetakwanger Kecamatan Ngawen, Blora.

Memilih tanaman kedelai, menurut Sertu (Purn) Widodo, selama ini kedelai merupakan salah satu komoditas strategis dan menjadi prioritas pemerintah dalam swasembada pangan, selain padi dan jagung.

Sebagai Ketua LMDH dirinya merasa tidak asing lagi terjun dalam hal pertanian. Sebab, selama menjadi Babinsa, dalam menjalankan tugas sehari-hari selalu turun ke lapangan bersama petani guna membantu program pemerintah dalam upaya khusus meningkatkan swasembada pangan nasional.

Berbekal pengalaman tersebut, Widodo tidak menyia-nyiakan kesempatan dituakan di sebuah LMDH, yakni memanfaatkan lahan produktif milik Perhutani yang cukup luas dan dipandang tepat untuk mengembangakan komoditas kedelai.

”Ini juga merupakan salah satu bentuk pengabdian saya setelah pensiun, yakni dapat membantu menyukseskan program pemerintah dalam meningkatkan produksi kedelai untuk menyukseskan swasembada pangan yang berkelanjutan. Khususnya bisa berperan bagi petani yang selama ini menggarap lahan di wilayah pemangkuan hutan,” ujar Widodo.

Dari berbagai literatur, kedelai Anjasmoro dilepas 22 Oktober 2001 dengan SK Mentan : 537/Kpts/TP.240/10/2001. Daya hasil antara 2,03 –2 ,25 Ton/ha. Kandungan protein : 41,8 –42,1 %, kandungan lemak antara 17, 2– 18,6%. Jenis tanaman ini tahan rebah, moderat terhadap karat daun, sementara itu polong tidak mudah pecah. (MC Kab. Blora/Andri/Eyv)