:
Oleh MC Kab Agam, Sabtu, 17 Desember 2016 | 16:50 WIB - Redaktur: Tobari - 1K
Agam, InfoPublik - Bupati Agam Indra Catri menegaskan, Pemerintah Kabupaten Agam berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak warga negara dalam bidang pendidikan, termasuk bagi siswa dengan kebutuhan khusus (inklusif).
"Semua harus mendapatkan pendidikan yang sama dan layak, mulai dari penyandang disabilitas hingga anak normal, kita berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi mereka," tegas Bupati saat membuka pencanangan Pendidikan Inklusif Tingkat Kabupaten Agam, di Pusdiklat IPDN Baso, Agam, Kamis (15/12).
Dengan dicanangkannya Kabupaten Agam sebagai kabupaten dengan pendidikan inklusi 2016, merupakan suatu peluang bagi waga berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan di sekolah umum dan sekolah khusus.
Bupati Indra Catri berpesan, agar para guru dan sekolah, untuk memperlakukan siswa dengan kebutuhan khusus sesuai dengan kebutuhannya dan juga orang tua untuk menyekolahkan anaknya jangan berpikir malu atau sebagainya.
Ia berharap tidak ada diskriminasi. Kita sama di mata Allah. Mereka juga mempunyai peluang yang sama untuk menyeimbangkan sumber daya manusia dan memberikan kontribusi terhadap kemajuan bangsa dan negara ini.
“Jangan ada rasa malu bagi keluarga untuk menyekolahkan anak-anak ini, mereka juga memiliki hak untuk sekolah," kata bupati.
Sementara itu, Ketua Panitia Arnel mengatakan pencanangan pendidikan inklusi ini sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat, serta keputusan Bupati Agam Nomor 111 tahun 2016 tentang kelompok kerja pendidikan inklusif. "Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Kepala Sekolah se-Agam," katanya.
Terkait hal itu, menurutnya, pada tahun 2016 ini sudah ada 11 sekolah sebagai piloting yang menyelenggarakan sekolah berpendidikan inklusif, di antaranya 4 unit SD, 5 unit SMP dan 2 unit SMA.
Pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah tersebut dibantu oleh 10 orang guru pembimbing khusus yang berasal dari Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Kabupaten Agam.
"Namun, secara bertahap seluruh sekolah akan dilakukan secara merata. Mengingat tenaga guru dan sarana prasarana sekolah," terangnya. (mc agam/toeb)