:
Oleh Wahyu Sudoyo, Sabtu, 12 Agustus 2023 | 11:12 WIB - Redaktur: Untung S - 952
Jakarta, InfoPublik – Rangkaian pelaksanaan digitalisasi dan penghentian siaran analog atau Analog Switch Off (ASO) nasional diinyatakan telah berjalan sukses dengan dukungan para pemangku kepentingan, khususnya Lembaga Penyiaran Pemerintah (LPP) dan Lembaga Penyiaran Swasta (LPS).
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen PPI Kominfo), Wayan Toni Supriyanto, dalam Focus Group Discussion Kaleidoskop Digitalisasi Penyiaran: Tren Penyiaran Pasca Analog Switch Off di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, pada Jumat (11/8/2023).
“Sampai dengan hari ini rangkaian pelaksanaan digitalisasi dan ASO telah berjalan sukses dan relatif tidak menimbulkan kegaduhan seperti yang dikhawatirkan semula,” ujar Wayan Toni.
Dirjen PPI Kominfo mengatakan, keberhasilan pelaksanaan ASO adalah hasil kolaborasi berbagai media untuk menyiapkan ekosistem digital yang lebih baik dari ketika siaran analog.
Setidaknya ada empat hal yang telah di kolaborasikan dengan baik dalam pelaksanaa ASO, khususnya di industri penyiaran, yakni pembangunan infrastruktur multiplexing sebanyak hampir 95 jaringan pemancar oleh LPP TVRI dan 227 investasi jaringan pemancar dari tujuh group LPS, menjalankan periode penyesuaian siaran analog ke digital (simulcast), memastikan terbentuknya ekosistem baru di penyiaran digital dengan memaksimalkan kemampuan industri elektronik di dalam negeri, dan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
“Sejak program ASO dijalankan, kami mencatat peningkatan partisipasi produsen Set Top Box (STB) yang melakukan sertifikasi STB dan TV digital meningkat dari sekitar 15 menjadi 53 pabrikan. Hal ini berdampak pada stabilnya supply dan stabilitas harga STB di pasaran,” jelasnya.
Menurut Dirjen Wayan Toni, salah satu indikator keberhasilan program migrasi ke siaran digital adalah antusiasme masyarakat untuk berpindah dari siaran analog.
Hal ini tidak lepas dari pesan-pesan yang disampaikan secara tepat dan proses sosialisasi dan edukasi serta moment of trust, yaitu manfaat siaran digital yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
“Kami mengucapkan terima kasih atas hal ini karena luar biasa iklan layanan masyarakat (soal ASO) di TV yang ada. Itu benar-benar mempengaruhi masyarakat untuk bagaimana beralih ke TV digital,” kata Wayan Toni Suprianto.
Setelah menyelesaikan ASO, Kementerian Kominfo segera melanjutkan program digitalisasi di sektor penyiaran, yakni dengan melakukan peningkatan jangkauan siaran digital dan melakukan peningkatan quality of experience masyarakat dengan mengaktivasi fitur-fitur DVB T2 dalam siaran digital.
Program lanjutan itu dimulai dengan penataan kanal frekuensi multiplexing dan dalam beberapa pekan ke depan penyelenggara multiplexing akan menerapkan penggunaan kanal frekuensi yang permanen.
Kemudian, Kementerian Kominfo akan meneruskan peningkatan infrastruktur multiflexing LPP TVRI dengan program Digital Broadcasting System.
“Hal itu perlu diketahui masyarakat untuk melakukan scan ulang pada set top box atau TV digital di rumah,” imbuhnya.
Sedangkan pada aktivasi fitur-fitur DVB T2 dalam siaran digital, Kementerian kominfo bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berhasil mengujicobakan sistem peningkatan peringatan dini kebencanaan atau early warning system.
“Saat diterapkan secara luas maka fitur itu menjadikan kanal yang menyebarluaskan pesan-pesan petunjuk keselamatan saat terjadi bencana,” tutup Dirjen PPI Kominfo.
Foto: YouTube