:
Oleh Wahyu Sudoyo, Rabu, 6 Juli 2022 | 16:17 WIB - Redaktur: Untung S - 637
Sentul, InfoPublik – Persiapan pelaksanaan pemutusan siaran televisi (TV) analog atau analog switch off (ASO) secara menyeluruh pada 2 November 2022 mendatang saat ini difokuskan dengan penyaluran perangkat set top box (STB) bagi 6,7 juta rumah tangga miskin dan sosialisasi untuk 22 juta rumah tangga mampu.
“Jumlah masyarakat mampu yang terkena dampak ASO jumlahnya 22 juta rumah tangga yang perlu didorong menyiapkan perangkat secara mandiri. Masyarakat ini memiliki TV analog tetapi belum ada rencana mengganti TV baru, sehingga perlu memasang STB,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kominfo), Usman Kansong, dalam Webinar “Survey Kesiapan Masyarakat Dalam Mendukung Era Baru Siaran TV Digital” di Sentul, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada Rabu (6/7/2022).
Acara webinar ini dihadiri Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kominfo) Usman Kansong, Staff Khusus Menteri Kominfo Rosarita Niken Widiastuti, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyahri (daring), Direktur Penyiaran Kominfo Geryantika Kurnia. dan Narasumber: Executive Director PT Nielsen Audience Measurement Hellen Katherina, PenelitiUtama Litbang Kompas BE. Satrio (daring), Direktur PT Mukti Utama Risetindo Murdan Alfa Satyawan.
Dirjen IKP Usman menjelaskan, proses migrasi siaran TV digital hingga ke titik pelaksanaan ASO tahap pertama tidak dilakukan dalam waktu singkat, bahkan sudah berlangsung selama 10 tahun.
Dalam kurun waktu tersebut, negara tetangga seperti Vietnam,Malaysia dan Singapura telah mendahului Indonesia dalam menerapkan ASO lebih awal.
“Banyak biaya dan hal dilakukan, baik pemerintah dan swasta, untuk mempersiapkan ASO, mulai dari pembangunan infrastruktur hinga ekosistem TV Digital,” imbuhnya,
Persiapan itu juga termasuk pasokan perangkat STB yang bisa dibeli rumah tangga mampu yang belum memiliki TV digital di toko elektronik di berbagai daerah, baik secara langsung dan online.
“Saat ini ada 36 merek STB yang telah disertifikasi Kementrian Kominfo dengan berbagai model dan harga yang sudah tersedia di toko elektronik,” katanya.
Menurut Dirjen Usman, masyarakat yang belum memiliki TV digital dan belum memasang STB, tetap akan bisa mengakses siaran TV digital melalui berbagai sarana, yakni TV parabola free to air, TV berlangganan, hingga akses konten media melalui layanan internet.
Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Abdul Kharis Almasyahri menambahkan, persiapan penyiapan infrastruktur multiplekser hampir selesai dan berjalan lancar.
Namun, tantangan yang masih harus dihadapi adalah terkait kesiapan masyarakat untuk ASO, terutama untuk yang masih memakai alat tangkatp siaran TV analog.
“Dari pengamatan kami,masih harus ada kerja keras dari Kementerian Kominfo dan mitra kerja untuk sosialisai dan membagi STB untuk rumah tangga miskin. Tidak ada salahnya Kominfo mengambil langkah inisiatif agar masyarakat yang terdampak langsung dan tidak memiliki kemampuan membeli STB bisa teratasi dengan baik,” tuturnya.
Dia juga menyoroti kesiapan rumah tangga mampu untuk mengakses siaran TV digital karena jumlahnya jauh lebih besar ketimbang rumah tangga miskin.
Terlebih tahun depan sudah memasuki tahun politik menjelang dilaksanakan agenda pemilihan umum dan pemilihan presiden pada 2024 mendatang.
“Saya dukung sosialisasi ASO semasif mungkin karena masyarakat yang tidak mendapat prioritas mendapat STB tidak tahu apa itu ASO. Jangan sampai mereka terkaget-kaget mereka tidak bisa mendapatkan siaran. Mumpung masih ada empat bulan, mari bahu membahu untuk melksanakan ASO,” pungkasnya.
Foto: Amiriyandi/InfoPublik