Komisi I DPR Dukung Penambahan Anggaran Percepatan ASO

:


Oleh Wandi, Jumat, 24 Juni 2022 | 12:54 WIB - Redaktur: Untung S - 714


Jakarta, InfoPublik - Anggota Komisi I bidang politik, hukum dan keamanan (Polhukam) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Subarna, mendukung upaya penambahan anggaran untuk memperlancar dan mempercepat pelaksanaaan program Analog Switch-Off (ASO) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)

"Meskipun di lapangan terdapat berbagai macam kendala, akan tetapi ASO harus tetap berjalan dan harus direalisasikan. Karena itu, sudah menjadi amanat undang-undang, untuk itu kami di DPR berusaha untuk menambah angaran agar ASO bisa cepat terlaksana, dan mari kita bersama-sama pemerintah, penyelenggara media atau profesional yang ada di Indonesia dan kita semua untuk menyukseskannya," kata Anggota Komisi I DPR RI, Subarna dalam acara diskusi publik sosialisasi Analog Switch-Off (ASO) di Jakarta, Jumat (24/6/2022),

Ia mengungkapkan, sesuai dengan Undang-undang Cipta Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempunyai tugas menghentikan penyiaran televisi analog, untuk beralih ke televisi digital paling lambat 2 November 2022, dengan peralihan itu akan memberikan manfaat kepada masyarakat luas agar menonton siaran TV digital.

"Mengapa ke digital, karena kualitas siarannya lebih stabil dan tahan terhadap gangguan suaranya lebih jernih dan tentu menjaga gambarnya lebih jelas teknologi juga semakin canggih kira-kira seperti itu," ungkapnya.

Menurut Subarna, Indonesia sebenarnya cukup terlambat melakukan peralihan ASO itu, termasuk proses sosialisasi yang terlalu singkat, hanya 2 tahun. Sedangkan di negara lain iitu berbeda ada yang 5 sampai 7 tahun.

Ia menambahkan, ada beberapa alasan kenapa pemerintah melakukan berpindah dari tv analog ke TV digital berdasarkan undang-undang, pertama agar berkualitas gambar pebih jernih dan bersih. Kedua meningkatkan efisiensi penyelenggaraan siaran, melalui infrastruktur penyiaran.

Ketiga, mengejar ketertinggal Indonesia dari negara lain yang telah menggunakan digital terlebih dahulu, kemudian penataan spektrum untuk layanan televisi sehingga Analog Switch-Off (ASO). "Ini perlu segera diselesaikan sehingga untuk menghindari potensi permasalahan terutama di wilayah perbatasan,'

Selanjutnya, keempat, melakukan pemetaan akses internet untuk keperluan pendidikan hingga sistem peringatan bencana dan kegunaan lain. Dari hasil efisiensi penggunaan spektrum frekuensi itu manfaat positif yang lainnya adalah tentu pembukaan lapangan baru di bidang industri digital.

Hal itu, akan mendorong pertumbuhan industri kreatif di masyarakat, sebab berpotensi menambah keragaman kepemilikan lembaga penyiaran sehingga akan menyerap tenaga kerja kreatif dalam bidang pembuatan siaran digital.

"Masyarakat bukan hanya jadi penonton tapi juga bisa menjadi produsen konten, kita tahu 85 persen negara dunia telah melakukan ASO, negara-negara di eropa telah melakukan siaran digital sejak 2003, sedangkan negara tetangga Malaysia sudah sejak 1997. Tapi tidak ada kata terlambat, mari kita gotong royong sukseskan ASO," tambahnya.

Subarna menuturkan, terkait masalah bantuan set top box (STB) pihaknya meminta masyarakat tidak perlu khawatir, karena pemerintah bersama lembaga penyelenggara siaran akan membagikan STB gratis bagi masyarakat miskin, sesuai data dari Kementerian Sosial (Kemensos).

"Kendala teknis di lapangan juga banyak ditemui, bukan hanya soal STB, tapi infrastruktur lainnya, karena itu kami berupaya mendukung program ASO itu sepenuhnya, dengan memperkuat penambahan anggarannya. Sehingga harapannya sekali lagi realisasi ASO itu bisa dipercepat," pungkas Subarna.

Foto Hasil Tangkapan Layar Zoom