:
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 14 Mei 2019 | 15:42 WIB - Redaktur: Tobari - 279
Surabaya, InfoPublik - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengimbau kepada para cendekiawan pesantren di Banyuwangi agar memanfaatkan media sosial untuk berdakwah, karena banyak konten medsos yang menjadi rujukan bagi orang-orang yang ingin mengenal Islam.
"Menurut hasil survey, saat ini yang menjadi ulama panutan yang menjadi favorit bukanlah kiai-kiai pesantren, seperti KH. Maimoen Zubair atau KH. Mustofa Bisri. Mereka, ada di posisi belasan. Justru yang terfavorit adalah ustaz yang kerap muncul di media sosial," kata Anas saat berkunjung ke Pesantren Rabithatul Islam, Jenisari, Genteng, Senin (13/5).
Dikatakannya, corak keberagamaan di pesantren yang lebih moderat dan santun perlu disebarluaskan di medsos. Generasi milenial yang sedang tumbuh gairah keberagamaannya, harus dikenalkan dengan narasi yang demikian.
Pada kunjungan ke sejumlah pesantren tersebut, Anas juga mengajak kepada semua pihak untuk turut menjaga dan mengawasi perilaku generasi muda. Di era yang serba digital seperti saat ini, menjadikan banyak bentuk kejahatan dan pelanggaran yang juga bersifat digital.
"Hanya lewat hp ini, sekarang anak-anak bisa melakukan apa saja. Termasuk juga kemaksiatan hingga kejahatan. Mulai kecanduan pornografi, judi online, prostitusi online dan lain sebagainya," katanya.
Untuk itu, orang tua harus lebih peduli dengan aktivitas anak-anaknya. Jangan hanya sekadar dibelikan HP terus selesai. Tapi, perhatikan apa yang dibrowsing anak-anak, yang didownload, yang diinstal di HP mereka. Orang tua harus tahu.
Lebih lanjut dikatakannya, pengawasan terhadap anak yang demikian, tak cukup hanya dipasrahkan ke lembaga pendidikan. Tapi, tiga komponen harus saling menguatkan. Selain lembaga pendidikan, orang tua dan lingkungan juga harus berperan aktif.
"Saya kira, pesantren dan sekolah sudah cukup aktif melakukan pengawasan. Namun, jika orang tua dan lingkungan acuh tak acuh, pengawasan di pesantren dan sekolah akan percuma," imbuhnya.(MC Diskominfo Prov Jatim/non-ern/toeb)