Yang Perlu Diketahui tentang Cacar Monyet

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 29 Agustus 2022 | 15:36 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 3K


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan memastikan, penyakit cacar monyet singgah di Indonesia. "Satu pasien terkonfirmasi dari DKI Jakarta, laki-laki usia 27 tahun," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril dalam konferensi pers, Sabtu (20/8).

Kata Syahril, pasien itu punya riwayat perjalanan ke luar negeri. Penyakit ini sudah melanda di sejumlah negara sejak Mei lalu. Tak heran jika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.

Lalu apa yang perlu kita tentang penyakit ini?

Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis langka. Penyakit ini disebabkan infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Kenapa dinamakan cacar monyet? Cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958. Saat itu wabah penyakit mirip cacar ditemukan menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Karena mewabah di koloni monyet, penyakit ini kemudian dinamakan cacar monyet (monkeypox).

Penyakit ini mulai menyerang manusia pada 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang yang ada di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat (Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone).

Bagaimana virus ini menular?
Virus cacar monyet dapat menular saat kita bersentuhan langsung dengan hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Virus ini juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin.

Virus ini juga bisa menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.

Bagaimana gejalanya?
Gejalanya mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Biasanya gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah jika cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati), sementara cacar air tidak. Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.

Waspadai jika Anda mengalami gejala seperti di bawah ini:

- Sakit kepala
- Demam akut >38,5C
- Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
- Nyeri otot/Myalgia
- Sakit punggung
= Asthenia (kelemahan tubuh)
- Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)

Dalam 1 sampai 3 hari setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam. Biasanya dimulai pada wajah kemudian lalu menyebar ke bagian lainnya.

Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu.

Bagaimana mencegahnya?
Langkah pencegahan bisa dilakukan:

- Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).
- Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
- Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.
- Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi.
- Memasak daging dengan benar dan matang.(*)

Cacar monyet. Foto: Gerd Altmann/Pixabay