Waspada, Subvarian Baru Omicron Masuk ke Indonesia

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Minggu, 12 Juni 2022 | 14:47 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kabar kurang baik datang pada Jumat (10/6/2022). Kabar itu muncul di tengah pelonggaran aktivitas masyarakat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah masuk ke Indonesia. Ada sebanyak 4 kasus COVID -19 dari BA.4 dan BA.5 terindentifikasi di Bali. "Untuk informasi ini sudah ditemukan di Indonesia 4 orang di Bali terkena BA.4 dan BA.5," kata Budi di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Menurut Budi, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 masuk ke Indonesia pada akhir Mei dan baru terdeteksi pada Kamis (9/6/2022) malam.

Keempat kasus itu terdiri dari seorang WNI dan tiga WNA yang merupakan delegasi dari pertemuan The Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali.

"Yang BA.4 itu laki-laki 27 tahun WNI, kemudian 3 orang ini masuk subvarian BA.5, semuanya laki-laki merupakan delegasi pertemuan The Global Platform Disaster Risk Reduction di Bali tanggal 23-28 Mei," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril dalam konferensi pers, Jumat (10/6/2022).

Menurut Syahril, kondisi klinis WNI yang terpapar BA.4 tidak bergejala. Dia tiba di Bali pada 24 Mei 2022. Hasil tes PCR dari WNI berusia 27 tahun itu positif COVID-19. Karena positif, pasien melakukan isolasi mandiri di sebuah hotel dengan kondisi tanpa gejala. Sementara, 2 WNA juga tidak mengalami gejala dan 1 WNA mengalami gejala ringan.

"Yang satu orang ringan dengan sakit tenggorokan dan mereka rata-rata sudah divaksin bahkan sudah ada empat kali vaksin," ujarnya.

Kenali Cirinya
Syahril menyebut, data interim menunjukkan subvarian Omicron BA.4 Dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian Omicron BA.1 Dan BA.2. Namun, dua subvarian tersebut tidak memiliki indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya.

Selain itu, dua subvarian ini memiliki penurunan terhadap kemampuan terapi antibodi monoklonal sehingga harus diwaspadai. "Kemungkinan dia bisa menghindar atau lolos dari kekebalan yang sudah ada pada seseorang baik dari vaksinasi atau kekebalan alamiah," kata dia.

Namun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kedua subvarian ini tidak lebih parah maupun lebih menular dibandingkan subvarian sebelumnya. Ahli Epidemiologi WHO, Dr Maria Van Kerkhove mengatakan, dua subvarian Omicron itu telah dilaporkan di sejumlah negara, termasuk Afrika Selatan dan beberapa negara di Eropa. "Ada kurang dari 200 sekuens (urutan DNA) yang ada sejauh ini dan kami memperkirakan ini akan berubah," papar Van Kerkhove.

Secara umum gejala varian Omicron meliputi:
1. Diare (diarrhoea)
2. Sakit perut (stomach pains)
3. Merasa sakit atau mual (nausea)
4. Kehilangan selera makan (loss of appetite)
5. Melewatkan makan (skipping meal)

Muasal Varian
BA.4 dan BA.5 pertama kali terdeteksi pada awal tahun ini di Afrika Selatan. Varian baru memiliki mutasi pada protein lonjakan yang membuatnya lebih efektif untuk menghindari sistem kekebalan dan lebih mudah menular.

Pada April dan Mei, subvarian BA.4 dan BA.5 memicu lonjakan kasus di Afrika Selatan dengan rata-rata 300 perhari. Tetapi gelombang itu tidak sebesar gelombang sebelumnya di negara itu, dan kematian tidak meningkat tajam.

Menurut para ilmuwan Afrika Selatan, subvarian BA.4 dan BA.5 dapat menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya tetapi jauh lebih sedikit mampu berkembang dalam darah orang yang divaksinasi COVID-19.

Menurut WHO, pada 11 Mei lalu, setidaknya 1.000 kasus BA.4 dan BA.5 telah menyebar di 16 negara. Dan saat ini, dua subvarian itu telah masuk ke Indonesia.

Meski sudah masuk ke Indonesia, Menteri Budi mengimbau masyarakat tidak panik.

(Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai Pertemuan Menteri Kesehatan se-ASEAN dengan Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat di Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (15/5/2022). Pertemuan tersebut merupakan rangkaian kegiatan the 15th ASEAN Health Ministers Meeting and Related Meetings di Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU)