Stok Cukup, Masyarakat Diimbau Segera Vaksinasi Dosis Ketiga

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Kamis, 2 Juni 2022 | 08:29 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 691


Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat segera melakukan vaksinasi booster atau vaksinasi dosis ketiga. Imbauan dilakukan karena hingga saat ini mereka yang melakukan vaksinasi booster masih rendah.

Merujuk data Kementerian Kesehatan menunjukkan, hingga Minggu (29/5/2022) jumlah vaksinasi dosis ketiga yang disuntikkan baru mencapai 45,4 juta dosis atau 21,8 persen dari 208.265.720 orang. Sedangkan angka vaksinasi dosis kedua mencapai 167,3 juta atau setara 80,3 persen dari target sasaran pemerintah. Adapun pemberian vaksin dosis pertama sebanyak 200,2 juta atau 96,1 persen dari target.

"Data Kementerian Kesehatan menunjukkan vaksinasi booster bisa meningkatkan imunitas hingga 2 kali lipat dibandingkan dosis kedua," kata Jokowi dalam pernyataan pers secara virtual, Senin (30/5/2022).

Selain itu, menurut Jokowi, dosis ketiga diperlukan untuk melindungi orang tua dan kelompok masyarakat rentan dari penularan corona.

Vaksin booster atau dosis ketiga diberikan sebagai upaya untuk memutuskan rantai penularan COVID-19. Tujuannya dengan meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan virus Corona.

Ada beberapa manfaat dari pemberian vaksin booster COVID-19, antara lain:

1. Mencegah infeksi virus Corona;
2. Mempertahankan tingkat kekebalan tubuh;
3. Memperkuat antibodi yang sudah terbangun;
4. Memperpanjang masa perlindungan dari virus.

Karena manfaatnya itu, Jokowi meminta agar masyarakat tak memilih-milih vaksin lantaran manfaatnya sama. "Stok vaksin booster pemerintah lebih dari cukup," katanya.

Pemerintah mulai menyelenggarakan vaksinasi dosis ketiga pada 12 Januari 2022. Program vaksin booster ini dilakukan secara gratis untuk masyarakat Indonesia.

Sasaran vaksinasi booster ditujukan bagi masyarakat berusia 18 tahun ke atas dengan prioritas Lansia dan penderita imunokompromais dan sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap atau 2 kali suntik.

“Vaksinasi booster sebagai komitmen dari pemerintah untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia dari ancaman COVID-19 dan termasuk varian-varian barunya,” kata Menteri Budi.

Sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap negara bisa melakukan vaksinasi dosis ketiga dengan dua cara: homolog atau juga heterolog.

Heterolog diartikan sebagai vaksinasi booster yang menggunakan jenis vaksin berbeda dengan dosis pertama dan dosis kedua. Sementara Homolog merupakan vaksinasi booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama seperti vaksinasi dosis pertama dan kedua.

“WHO memberikan keleluasaan kepada masing-masing negara untuk bisa menerapkan program vaksin booster yang sesuai dengan kondisi ketersediaan vaksin dan logistik sesuai dengan masing-masing negara pelaksana pemberian vaksin booster,” ujar Meteri Budi.

Untuk vaksin primer Sinovac atau vaksin dosis pertama dan kedua Sinovac akan diberikan vaksin booster setengah dosis Pfizer atau AstraZeneca.

Sedangkan vaksin primer AstraZeneca atau vaksin dosis pertama dan kedua AstraZeneca akan diberikan vaksin booster setengah dosis Moderna.

“Kombinasi awal vaksin booster yang akan kita berikan berdasarkan ketersediaan vaksin yang ada, dan juga hasil riset yang sudah disetujui oleh Badan POM dan ITAGI," kata Budi.

Menurut Menteri Budi, beberapa penelitian dalam dan luar negeri menunjukkan, vaksin booster heterolog menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama dengan vaksin booster homolog atau vaksin booster dengan jenis yang sama.

Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan, vaksin booster setengah dosis menunjukkan peningkatan level antibodi yang relatif sama dengan vaksin booster dosis penuh, dan memberikan dampak KIPI yang lebih ringan.

(Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada seorang penumpang bus saat vaksinasi massal di Terminal Tipe A Mengwi, Badung, Bali, Senin (25/2/2022). Ratusan penumpang bus mengikuti vaksinasi booster di terminal pada arus mudik Idul Fitri 1443 Hijriah untuk mendapatkan sertifikat vaksin dosis ketiga sebagai syarat perjalanan ke Pulau Jawa. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.)