Mengenal Banjir Rob di Semarang dan Fenomena Perigee

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Rabu, 25 Mei 2022 | 09:48 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Sejumlah karyawan di sebuah pabrik yang ada di daerah Tanjung Emas Semarang terlihat berlarian. Dengan celana dilinting, mereka bergegas menuju ke luar ruangan.

Senin (23/5/2022) siang itu, tanggul yang ada di Tanjung Emas jebol akibat rob. Air meluap dengan cepat menggenangi pemukiman warga dan perkantoran di sekitar pelabuhan Tanjung Emas. Ketinggian air mencapai 1,5 meter.

Menurut Lastri, seorang pekerja, banjir rob kali ini merupakan yang terbesar dibanding rob sebelumnya. "Motor hanya kelihatan spionnya," ujarnya Selasa (24/5/2022).

Tak hanya di Semarang. Banjir Rob di Jawa Tengah juga melanda sejumlah daerah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mencatat, setidaknya ada 13 daerah di Jawa Tengah dilanda banjir rob sejak Senin hingga Selasa (24/5/2022). Dari 13 daerah itu, Semarang memang yang paling parah.

Di Semarang setidaknya ada 4.397 kepala keluarga terdampak banjir rob Semarang, dan 50 di antaranya terpaksa mengungsi. Selain permukiman, limpasan air laut karena pasang maksimum (fase bulan purnama dan posisinya terdekat dari bumi) plus faktor gelombang tinggi itu juga merendam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas dan kawasan industri di sekitarnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan penyebab banjir rob di sebagian wilayah Jawa Tengah utara seperti di Kota Semarang, Kota/Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Demak, dikarenakan tingginya muka air laut yang mencapai +210 sentimeter Mdpl (meter di atas permukaan laut).

Menurut Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja, ketinggian pasang air laut tersebut cukup ekstrem dibandingkan pasang surut 5 tahun terakhir. "(Tahun 2017-2021) dengan muka air pasang tertinggi pada kisaran +180 cm mdpl," ujarnya, Selasa (24/5/2022).

Apa itu Banjir Rob?
Peringatan dini banjir rob dan gelombang tinggi sebenarnya telah dikeluarkan Forecaster on Duty untuk wilayah pesisir Utara Jawa Tengah pada 23-24 Mei 2022.

Mengutip kanal kebencanaan Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), banjir rob adalah pola fluktuasi muka air laut yang dipengaruhi oleh gaya tarik benda-benda angkasa, terutama oleh bulan dan matahari terhadap massa air laut di bumi. Banjir rob atau banjir pasang surut air laut ini sering terjadi di wilayah yang tidak jauh dari pesisir pantai.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Semarang mengatakan, banjir rob ini diakibatkan fenomena Perigee atau jarak terdekat bumi dengan bulan. Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Ganis Erutjahjo menyebutkan kawasan yang terdampak yakni Tegal, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kota Semarang, Demak, Pati, dan Rembang.

Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menyebut fenomena Perigee disebabkan oleh orbit bulan yang lonjong atau elipse, sehingga bulan terkadang terletak di titik terdekat atau terjauh.

Menurut Andi, pada 2022 ini, jarak bulan saat Perigee sangat bervariasi antara 356 ribu hingga 369 ribu kilometer. Perigee yang terjadi bulan Mei 2022 sudah terjadi pada tanggal 17 Mei pukul 24.24 WIB dengan jarak 360.927 km.

"Perigee ini sudah terjadi 1 hari 11 jam setelah Purnama Waisak yang mana sudah terjadi pada 16 Mei pukul 11.16 WIB," kata dia.

Pada 23 Mei 2022, kata Andi, fase bulan adalah Perbani Akhir atau Kuartir Akhir. Pada saat Kuartir akhir ataupun Kuartir Awal akan terjadi pasang perbani atau neap tide. "Resultan gaya pasang surut antara matahari dan bulan pada saat pasang perbani itu lebih kecil dibandingkan dengan spring tide atau pasang purnama. Yang mana pasang purnama terjadi saat bulan baru dan saat fase purnama," ujar dia.

Penyebab banjir Rob bisa diakibatkan karena alam dan perilaku manusia. Penyebab alam itu seperti:

1. Banjir Rob adalah kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pasang surut air laut.
2. Dorongan air, angin, atau swell (gelombang yang bergerak dengan jarak sangat jauh meninggalkan daerah pembangkitnya)
3. Badai di laut
4. Pencairan es kutub yang dipicu oleh pemanasan global.

Sedangkan karena perilaku manusia itu adalah:

1. Pemompaan air tanah yang berlebihan
2. Pengerukan alur pelayaran
3. Reklamasi pantai.

Eksploitasi lahan pesisir oleh manusia dapat menyebabkan penurunan muka air tanah sehingga memicu amblesnya permukaan tanah dan intrusi air laut.

Banjir rob berdampak pada berbagai aspek kehidupan, seperti fisik lingkungan, penurunan kualitas lingkungan, dan kerugian ekonomi. Banjir rob juga dapat menyebabkan terganggunya arus lalu lintas di sejumlah titik yang tergenang air. (*)

(Sejumlah pekerja pelabuhan mendorong motor mereka yang mogok saat menerobos banjir limpasan air laut ke daratan atau rob yang merendam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/5/2022). Sejumlah aktivitas pelabuhan maupun industri di kawasan tersebut masih lumpuh akibat peristiwa banjir rob sejak Senin (23/5) kemarin yang hingga pada Selasa (24/5) pukul 13:30 masih merendam beberapa titik kawasan pelabuhan dengan ketinggian bervariasi hingga mencapai satu meter. ANTARA FOTO/Aji Styawan/wsj.)