Omicron Mengganas, Strategi Disiapkan

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Kamis, 20 Januari 2022 | 07:41 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 452


Jakarta, InfoPublik - Sejak ditemukan pertengahan Desember 2021, kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia terus bertambah. Data Kementerian Kesehatan mencatat, hingga 17 Januari, varian baru dari Afrika Selatan ini sudah mencapai 840 kasus. Angka ini bertambah 92 kasus dari dua hari lalu yang berjumlah 748 kasus. Kasus Omicron ini terindentifikasi pertama pada pertengahan Desember 2021 dan naik pada Januari 2022.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci, dari 840 kasus Omicron tersebut sebanyak 609 merupakan kasus dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Sementara 174 kasus dari transmisi lokal, dan 57 lainnya masih diteliti sumber penularannya.

"Kalau kami melihat jumlah yang probable masih 1.800-2.000 kasus, tapi kalau transmisi lokal itu yang sudah kami identifikasi ada 174 kasus," kata Nadia dalam diskusi daring, Selasa (18/1/2022).

Bertambahnya kasus ini membuat Indonesia berada diurutan kedua di Asia Tenggara. Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) per 13 Januari itu, Singapura berada diurutan pertama disusul Indonesia. Sedangkan di Asia, per 12 Januari, posisi Indonesia berada diurutan ke-6 atau di bawah Jepang yang berada diurutan ke-5.

GISAID merupakan institusi yang dibuat oleh Pemerintah Jerman dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional untuk mempelajari data genetika virus. Lembaga tersebut terbiasa melakukan studi ribuan genom virus atau mikroba penyebab wabah dunia, termasuk saat ini virus corona SARS-CoV-2.

Kasus varian Omicron ini diramal mencapai puncaknya pada pertengahan Februari atau awal Maret mendatang. Perkiraan ini berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, di mana puncak penyebaran varian Omicron terjadi dalam kisaran waktu 35-65 hari.

"Beberapa negara sudah mengalami puncak kasus Omicron dan puncak tersebut dicapai secara cepat dan tinggi, waktunya berkisar 35-65 hari," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers yang disampaikan secara virtual, Minggu (16/1/2022).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut peningkatan kasus COVID-19 akibat penyebaran varian Omicron cepat atau lambat pasti akan terjadi. Penyebaran Omicron ini membuat kasus harian harian COVID-19 kembali meningkat.

Dalam sepekan terakhir, penambahan kasus positif Covid-19 melampaui angka 1.000 per hari. Pada Sabtu (15/1/2022) kasus harian COVID-19 tercatat 1.054, kemudian pada Selasa (18/1/2022) mencapai 1.362. Angka 1.326 merupakan penambahan kasus harian tertinggi, setelah dalam tiga bulan terakhir laju kasus Covid-19 berada di titik terendah.

Dengan penambahan tersebut, hingga Selasa, tercatat ada 4.273.783 kasus COVID-19 di Tanah Air.

Melihat kenaikan ini, Presiden Joko Widodo Jokowi meminta masyarakat mengurangi kegiatan di pusat keramaian. "Yang bisa work from home (WFH) lakukan WFH, dan saya juga minta untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada urusan mendesak," kata Jokowi.

Jokowi juga mengajak masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin. "Yang belum mendapatkan vaksin segeralah untuk divaksin, yang sudah mendapatkan vaksin pertama segera vaksin untuk yang kedua, yang sudah dua kali vaksin segera cari vaksin ketiga, vaksin booster," ujar Jokowi.

Menurut Luhut, guna mencegah laju kasus penularan semakin meluas, pemerintah pusat akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait dengan pengetatan mobilitas yang dibarengi dengan penguatan protokol kesehatan, vaksin booster, dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Pemerintah akan melakukan akselerasi vaksin booster bagi seluruh masyarakat, utamanya yang tinggal di wilayah Jabodetabek. Selain itu, pemerintah juga akan terus mendorong vaksinasi dosis kedua untuk umum dan lansia terutama di daerah yang belum mencapai 70 persen.

Juga penegakan protokol kesehatan akan dilakukan lebih masif untuk menahan laju penyebaran kasus Omicron. "Persyaratan masuk ke tempat publik akan diperketat, hanya yang sudah vaksinasi dua kali dapat beraktivitas di tempat publik," ujar Luhut.

Luhut juga mengimbau perkantoran untuk membatasi mobilitas karyawan. "Jika seandainya opsi work from home (WFH) masih tetap mampu menjaga tingkat produktivitas, opsi tersebut bisa diambil," kata Luhut.

Kementerian dan lembaga juga diminta meminimalkan kegiatan rapat-rapat yang dilakukan secara tatap muka atau luring dan sebisa mungkin melakukannya secara daring.(*)

(Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan terkait tren kenaikan kasus COVID-19 yang disebabkan varian Omicron di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Presiden mengimbau agar semua pihak tetap waspada namun tidak perlu reaksi berlebihan dalam menyikapi semakin tingginya kasus Omicron di Indonesia. ANTARA FOTO/Sekretariat Presiden/app/hp.)