:
Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Sabtu, 27 November 2021 | 22:46 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 569
Jakarta, InfoPublik - Bambu. Tanaman ini sangat tidak asing bagi kita yang tinggal di Indonesia. Menurut Prof. Elizabeth Anita Widjaja, ahli taksonomi bambu dari LIPI, dari sekitar 1.439 jenis bambu, 147 di antaranya ada di Indonesia. Bahkan beberapa di antara bambu itu merupakan spesies endemis.
Banyaknya jenis bambu yang ada di Indonesia dan segudang manfaat bambu itu, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup bersama Komunitas Bambu mendeklarasikan hari bambu pada 26 November 2012. Sejak dideklarasikan itu, setiap 26 November diperingati sebagai hari bambu. Deklarasi ini bertujuan agar kita tetap mau melestarikan keberadaan bambu.
Bagi masyarakat Indonesia, bambu selain memiliki peran penting sebagai tanaman dengan berbagai fungsi ekologis juga lekat dengan nilai-nilai kebudayaan. Salah satunya, untuk alat musik angklung yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada 16 November 2011.
Selain untuk alat kesenian, masyarakat Indonesia juga banyak memanfaatkan bambu untuk untuk konstruksi, peralatan rumah tangga, panganan, serta obat herbal. Selain itu, bambu juga digunakan untuk mencegah terjadinya erosi, sedimentasi, dan longsor. Bambu memang dikenal memiliki kemampuan dalam menyerap air dan mengikat tanah.
Akarnya yang kuat amat bagus sebagai tanaman pencegah longsor dan mengembalikan kemurnian air di sepanjang daerah aliran sungai (DAS).
Dalam aspek mitigasi perubahan iklim, bambu bisa membantu menyerap lebih dari 100-400 ton/ha/ tahun karbon dioksida.
Berdasarkan hasil penelitian, tanaman bambu dapat menyerap lebih dari 62 ton per hektare per tahun karbon dioksida yang berjuluk gas rumah kaca (GRK).
Kemampuan bambu tersebut dapat mendukung percepatan target pemerintah menurunkan GRK, yakni 26 persen dengan biaya sendiri dan sesuai standar business as usual (BAU).
“Sayang masih sedikit masyarakat Indonesia termasuk generasi muda yang memiliki pengetahuan tentang bambu, baik dari jenis, manfaat, keunggulan, dan perannya dalam menjaga peradaban dan kehidupan manusia," kata Manajer Program Pertanian Yayasan KEHATI Puji Sumedi Hanggarawati dalam laman kehati.or.id.
Manfaat lain bambu, menurut Elizabeth, bambu juga bisa dimanfaatkan untuk sandang. Salah satunya kaus kaki dan T-shirt. "Percaya atau tidak, pakaian berbahan bambu itu kalau pas udaranya panas, dipakai malah dingin. Tapi, ketika udaranya dingin, malah hangat," kata dia seperti dilansir laman lipi.go.id.
Di Temanggung, bahan bambu ini malah bisa disihir menjadi sepeda. Spedagi merupakan produk sepeda berbahan bambu. Produk spedagi ini bahkan sudah merambah dunia. Di antaranya Amerika, Brazil, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Singapura, Australia, hingga Selandia Baru.
Berbahan dasar bambu dan dibuat secara handmade tidak membuat Spedagi memiliki kualitas yang abal-abal. Spedagi menggunakan bambu petung, yakni merupakan salah satu jenis bambu yang terkuat. Spedagi mampu berkendara sejauh 750 km (jarak Jakarta sampai Madiun) dengan kapasitas beban kurang lebih 90 kg tanpa kerusakan apapun.
(Tanaman bambu. Foto: pixabay)