Harapan Besar Mas Menteri

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Kamis, 29 April 2021 | 08:58 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 412


Jakarta, InfoPublik - Bertempat di Istana Negara, Presiden Joko Widodo, Rabu melantik Nadiem Makarim, Bahlil Lahadalia, dan Laksana Tri Handoko. Kecuali Laksana, Nadiem dan Bahlil adalah wajah lama di Kabinet Indonesia Maju. Nadiem yang sebelumnya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kini tugasnya bertambah. Tak hanya mengurusi soal pendidikan dan kebudayaan tapi ia juga mengurusi riset dan teknologi.

Dengan tugas baru itu, jabatan baru Nadiem adalah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Urusan Riset Teknologi serta Badan Riset dan Inovasi semula menjadi satu nomenklatur di Kementerian Riset dan Teknologi/Kepala BRIN.

Sedangkan Kepala BRIN saat ini dijabat oleh Laksana Tri Handoko. Laksana sebelumnya merupakan Kepala Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Nomenklatur baru itu merupakan permintaan yang diajukan Presiden Joko Widodo kepada DPR. Permintaan itu disetujui Rapat Paripurna DPR pada Jumat (8/4/2021).

Dalam suratnya, Jokowi mengajukan peleburan Riset dan Teknologi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dipisah. Semula BRIN menjadi satu dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Sementara Penanaman Modal yang semula berupa badan statusnya dinaikkan menjadi Kementerian dengan nama Kementerian Investasi.

Bagi Nadiem, riset dan teknologi bukanlah bidang yang asing. Selama ini ia memang dikenal sebagai sebagai founder aplikasi transportasi online Gojek.

“Riset dan teknologi adalah suatu hal yang sangat dekat di hati saya, suatu hal yang telah saya tekuni sebelum saya melakukan tugas ini sebelum di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Nadiem di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/4/2021).

Karenanya, Nadiem memiliki harapan dan tujuan besar untuk dapat meningkatkan kualitas dan inovasi di universitas atau perguruan tinggi dalam bidang riset dan teknologi tersebut.

Menurut Nadiem, penggabungan ini menjadi kabar gembira bagi universitas. Sebab, saat ini dari sisi riset maupun transformasi pendidikan ada di dalam satu kementerian. Dengan satu atap itu, Nadiem berharap, rektor semakin mudah untuk bisa berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

Kementeriannya, kata Nadiem, akan bekerja erat dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Nantinya ia akan mendorong para mahasiswa dan dosen-dosen nasional untuk melakukan penelitian dan menjalankan program-program seperti Kampus Merdeka di dalam badan-badan yang ada di bawah koordinasi BRIN.

Aktivitas penelitian dan penerapan Kampus Merdeka tersebut menjadi selaras dengan program link and match dan peningkatan kemampuan yang diperlukan pada abad 21 ini. Sebab, pada saat ini para mahasiswa tidak hanya memperoleh ilmu dan pendidikan dari dalam kampus saja, tapi juga dapat langsung memperolehnya dalam riset, proyek-proyek sosial, dan program magang langsung di industri.

“Ini merupakan suatu tantangan baru yang akan kami laksanakan sebaik-baiknya,” ujar Nadiem.

(Keterangan foto: Presiden Joko Widodo (kiri) memberikan ucapan kepada Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim (kanan) dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (tengah) seusai pelantikannya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/4/2021). ANTARA FOTO/Setpres/Rusman/Handout/aww.)