Menyambut Tradisi Pembelajaran Tatap Muka

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Rabu, 14 April 2021 | 06:20 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 612


Jakarta, InfoPublik - Tradisi lama, pembelajaran model tatap muka, bakal kembali digelar. Sejumlah sekolah kini mulai melakukan uji coba. Di DKI Jakarta, uji coba dilakukan terhadap 85 sekolah. Pilot project ini dijadwalkan bergulir sejak 7-29 April 2021 mendatang.
 
Laman resmi disdik.jakarta.go.id, menyebut untuk tahap awal, terdapat 100 satuan pendidikan mulai dari jenjang dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan PKBM/LKP) yang memenuhi kriteria untuk selanjutnya mengikuti pelatihan.
 
Mekanisme pembelajaran dilakukan dengan cara blended learning (pembelajaran campuran). Cara ini dilakukan untuk mendukung kebijakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang bakal diselenggarakan Juli 2021 mendatang.
 
Berdasarkan hasil penelitian, untuk tahap awal sebanyak 85 sekolah memenuhi kriteria untuk mengikuti uji coba terbatas tersebut. Selanjutnya, pendidik dan tenaga kependidikan dari sekolah peserta uji coba terbatas dilakukan vaksinasi COVID-19 untuk memastikan kegiatan pembelajaran berjalan secara kondusif dan aman.
 
Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana, sebelum mengizinkan adanya uji coba pembelajaran tatap muka, pihaknya melakukan asesmen atau penilaian terhadap sekolah.
 
Ada beberapa mekanisme yang dilakukan dalam penerapan uji coba pembukaan sekolah tatap muka terbatas ini. Pertama, jumlah hari tatap muka terbatas adalah 1 hari dalam 1 minggu untuk 1 jenjang kelas.
 
Setelah itu, kegiatan belajar-mengajar akan diliburkan sebab gedung sekolah disterilisasi.
 
Dalam uji coba ini jumlah peserta didik maksimal 50 persen dari daya tampung per kelas dan pengaturan jarak 1,5 meter antarsiswa. 
 
Siswa yang diperbolehkan mengikuti uji coba adalah murid dengan jenjang pendidikan mulai dari kelas 4 SD hingga 12 SMA/SMK.
 
Durasi belajar antara 3 hingga 4 jam dalam satu hari. Materi yang disampaikan pun materi-materi esensial.
 
Selama uji coba, kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga tidak diperbolehkan. Bahkan ruang perpustakaan dan area kantin juga tidak diizinkan untuk dibuka.
 
Satuan pendidikan yang telah mengikuti pelatihan pembelajaran campuran (blended learning). Pendidik dan tenaga kependidikan juga telah dilakukan vaksinasi. Selain itu, dalam penerapan pembelajaran campuran, orang tua memiliki hak penuh untuk menentukan apakah anak diberikan izin untuk mengikuti sekolah tatap muka atau belajar dari rumah.
 
“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam mengambil kebijakan terkait pelaksanaan satuan pendidikan di semester genap tahun pelajaran 2020/2021. Prioritas kita semua adalah kesehatan dan keamanan peserta didik,” ujar Nahdiana beberapa waktu lalu.
 
Sementara di Makassar, Sulawesi Selatan uji coba pembelajaran tatap muka terbatas dilakukan hanya untuk SMA. Itupun hanya tiga sekolah yakni SMA Negeri 21, SMA Negeri 4, dan SMA Negeri 2 Makassar. Pembelajaran mulai dilakukan pada Senin, 12 Aprul. 
 
Selama masa uji coba setiap sekolah akan membatasi kehadiran siswa atau hanya diikuti oleh 50 persen siswa dari jumlah siswa setiap kelas.
 
Para siswa dalam proses belajar mengajar tersebut, hanya diberikan waktu selama tiga jam. "Untuk waktunya juga hanya dua kali seminggu yakni Senin dan Kamis. Selama uji coba ini, setiap guru dan murid harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat," kata Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman. 
 
Nantinya setelah sebulan berjalan, kata Andi, pihaknya akan melakukan evaluasi.
 
Penyelenggaraan pembelajaan tatap muka ini merupakan tindaklanjut dari Surat Keputusan Bersama (SKB) yang diteken Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
 
Empat menteri yang terlibat pada peluncuran SKB hari ini, Selasa (30/3/2021) yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri AgamaYaqut Cholil Qoumas, Menteri Kesehatan Budi Gunadi, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
 
Isi dari SKB itu mengatur pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
 
Setelah ada SKB itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meminta sekolah segera menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk mengejar ketertinggalan siswa selama masa pandemi COVID-19. 
 
Kegiatan PTM terbatas sudah diizinkan untuk digelar sejak awal tahun ini, namun masih sedikit sekolah yang menerapkannya. Saat ini guru dan tenaga pendidik sudah mendapat prioritas terhadap vaksinasi COVID-19. Karena itu Nadiem mengatakan tidak ada alasan bagi sekolah untuk tidak menggelar PTM terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat. 
 
Presiden memberi target vaksinasi terhadap guru, tenaga pendidik dan kependidikan dapat mencapai 5 juta orang pada Juni 2021. Setelah itu, proses belajar tatap muka diharapkan dapat mulai dilaksanakan pada Juli 2021. Tapi, Nadiem mengingatkan, sekolah yang sudah dibuka pun tetap harus membatasi agar semua peserta didik dan pendidik tidak berkumpul, nongkrong di kantin, dan tidak melaksanakan ekskul.

(Sejumlah siswa mengikuti simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di SMAN 21 Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (9/4/2021). Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengizinkan KBM tatap muka di tengah pandemi COVID-19 mulai Senin (13/4/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/aww.)