Empat Instruksi Jokowi Menangani Bencana NTT

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Kamis, 8 April 2021 | 08:20 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 718


Jakarta, InfoPublik - Korban banjir dan tanah longsor akibat siklon tropis seroja yang melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur terus bertambah. Berdasar catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (6/4/2021) sebanyak 128 orang meninggal dan 8.424 orang dari 2.019 keluarga mengungsi.
 
Untuk korban meninggal rinciannya di Kabupaten Lembata ada 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. 
 
"Orang hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati.
 
Sementara itu jumlah pengungsian terbesar berada di Kabupaten Sumba Timur: 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958 orang, Rote Ndao 672 jiwa (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK) dan Flores Timur 256.
 
Siklon tropis yang terjadi di NTT itu berdampak pada delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.
 
Untuk keruggian materi, menurut catatan BNPB antara lain 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS) dan 34 unit rumah rusak ringan (RR), sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR dan 84 unit lain terdampak.
 
Rinciannya, Kota Kupang 10 unit rumah rusak sedang dan 657 unit rumah terdampak, Kabupaten Flores Timur 82 unit rumah rusak berat, 34 unit rumah rusak ringan, 97 unit rumah terdampak dan delapan unit fasum rusak berat. Sementara di Kabupaten Malaka, 1.154 unit rumah terdampak dan 65 fasum terdampak. Di Kabupaten Ngada 4 unit rumah rusak berat, dua unit rumah rusak sedang dan satu fasum terdampak.
 
Kabupaten Sumba Barat sebanyak 54 unit rumah terdampak. Di Kabupaten Sumba Timur tujuh fasum terdampak, di Kabupaten Rote Ndao 12 unit rumah rusak berat. Kemudian di Kabupaten Alor, 21 unit rumah rusak berat, 106 unit rumah rusak sedang, enam fasum rusak berat, satu fasum rusak ringan, dan 11 fasum terdampak.
 
Agar penanganan bencana di kedua provinsi itu tepat, Presiden Joko Widodo memberikan sejumlah arahan pada Selasa (6/4/2021). Ada empat instruksi yang dikeluarkan Jokowi.
 
Pertama, untuk mempercepat proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan, Jokowi meminta Kepala BNPB, Kepala Basarnas, dibantu dengan Panglima TNI dan Kapolri dengan seluruh jajarannya untuk mengerahkan tambahan personel SAR agar dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak.
 
Selama proses pencarian dan pertolongan itu, Presiden Jokowi meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk turut mengerahkan alat-alat berat dari berbagai lokasi sekitar untuk memudahkan proses pencarian. Apabila jalur darat masih sulit ditembus, Jokowi menginstruksikan percepatan pembukaan akses laut dan udara yang terputus akibat kerusakan sejumlah sarana infrastruktur penghubung.
 
Kedua, Jokowi meminta jajarannya untuk memastikan kehadiran pelayanan kesehatan dan pertolongan medis yang sangat dibutuhkan para korban. Ia meminta Menteri Kesehatan mengerahkan tim bantuan medis di lokasi bencana.
 
"Saya minta Menteri Kesehatan juga memperbanyak tempat-tempat pelayanan kesehatan di lapangan, juga rumah sakit untuk menangani para korban, serta memastikan ketersediaan tenaga medis dan obat-obatannya," kata Jokowi.
 
Ketiga, Jokowi meminta agar pemenuhan kebutuhan logistik, sanitasi, dan lainnya bagi para pengungsi diperhatikan. Sejak hari pertama bencana di NTT dan NTB tersebut pemerintah memang telah mengirimkan sejumlah bantuan ke lokasi bencana. Namun, karena kendala cuaca ekstrem dan terputusnya akses penghubung menyebabkan bantuan tersebut belum sepenuhnya sampai ke titik lokasi.
 
"Saya minta BNPB dan pemerintah daerah segera mendata titik-titik pengungsian serta memastikan logistik, tenda, dan dapur lapangannya (sampai) untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi para pengungsi. Juga kebutuhan untuk bayi dan anak-anak, terutama air bersih dan MCK nya," kata dia.
 
Untuk mendukung jalannya proses penanganan bencana, Jokowi menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mempercepat perbaikan infrastruktur penunjang yang mengalami kerusakan akibat bencana seperti jembatan yang roboh dan akses jalan penghubung yang terputus.
 
Terakhir, Jokowi meminta antisipasi dini terhadap potensi dampak cuaca ekstrem yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia. Informasi dan peringatan BMKG, kata dia, sangat krusial. Karena itu publikasi terhadap peringatan dini itu perlu digencarkan.
 
"Pastikan seluruh kepala daerah dan masyarakat dapat mengakses, memantau, prediksi cuaca dan iklim yang dikeluarkan BMKG," ujar dia.
 
(Warga bersama anaknya duduk di dekat truk tangki yang terguling akibat banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (6/4/2021). Cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja telah memicu bencana alam di sejumlah wilayah di NTT dan mengakibatkan rusaknya ribuan rumah warga dan fasilitas umum. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.)