Wajah Baru Istiqlal dan Islam yang Menyejukkan

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Sabtu, 20 Februari 2021 | 07:37 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 2K


Jakarta, InfoPublik - Rindang, sejuk, dan tertata rapi. Jalan yang dulu beraspal kini berganti keramik. Kesan itu segera terasa begitu kita ada di kawasan luar Masjid Istiqlal. 
 
Memasuki ruangan kita akan melihat bagaimana tempat salat itu seakan bercahaya. Pilar-pilar berlapis besi dalam ruangan ini nampak memantulkan cahaya. Lampu di bagian kubah masjid yang sebelumnya berwarna keemasan, kini berubah menjadi warna biru. Kilauan cahaya terpantul dari berbagai sisi ruangan. 
 
Mimbar imam tampak berdiri kokoh. Tumpukan Alquran juga tertata rapi. 
 
Ada juga fasilitas lift menuju lantai dua masjid. Juga ada ruangan khusus tamu VIP untuk presiden, pejabat negara yang berkunjung ke masjid. Ruang VIP ini diberi nama Al-Malik. 
 
Masjid istiqlal yang dibangun era Soekarno memang punya wajah baru. Setelah 43 tahun berdiri --diresmikan pada 22 Februari 1978-- masjid ini baru direnovasi besar-besaran pada 2019 atau era pertama Presiden Joko Widodo menjabat. Renovasi menelan biaya Rp 511 miliar yang dialokasikan dari APBN. 
 
Arsitek yang mendesain renovasi ini dipimpin Munichy Bachron Edrees, mantan Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) periode 2012-2015 yang juga cicit KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
 
Setahun lebih renovasi dilakukan, pada Kamis, 1 Januari 2021 lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan selesainya proses renovasi itu. 
 
"Tampilan Masjid Istiqlal saat ini telah berubah total dengan penataan ulang lanskap menjadi indah dan semakin tertata rapi, lantai lebih berkilau, pencahayaan lebih modern, serta sungai yang membelah Masjid Istiqlal jauh lebih bersih," kata Jokowi saat peresmian selesainya renovasi.
 
Wajah baru masjid ini bakal menandai 43 tahun masjid yang diresmikan pada 22 Februari 1978 ini.
 
Masjid Istiqlal menempati area seluas 91.629 meter persegi (tidak termasuk area sungai) dengan luas bangunan 80.948 meter persegi. Masjid ini dapat menampung 200.000 orang. 
 
Pekerjaan renovasi Masjid Istiqlal meliputi penataan kawasan, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, mechanical electrical plumbing (MEP), interior dan signage. 
 
Penataan kawasan meliputi pengembalian Axis Monas dan perapihan zona kawasan, perbaikan gerbang, penambahan plaza-plaza sebagai ruang publik, perbaikan riverfront sepanjang sungai, penambahan gedung parkir lapis 2, perbaikan kantin, dan penambahan area PKL. 
 
Sementara ruang parkir dialihfungsikan sebagai taman hijau dan area publik. Bahkan, di sisi sungai disediakan amphiteater untuk berbagai kegiatan pendukung. 
 
Sedangkan pekerjaan arsitektur mencakup fasad, lantai, dinding, kusen, jendela, pintu, ruang wudhu, toilet dan kamar mandi. Sedangkan pekerjaan MEP meliputi perbaikan sistem MEP keseluruhan bangunan, instalasi solar panel pada atap selasar, dan perbaikan tata pencahayaan interior dan eksterior. 
 
"Sistem lightingnya itu disesuaikan dengan kemajuan zaman. Jadi nyalainnya pakai aplikasi," kata Wakil Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan Masjid Istiqlal Abu Hurairah.
 
Untuk pekerjaan signage meliputi pergantian signage gerbang, ruang luar dan interior. Sementara untuk pekerjaan interior renovasi Masjid Istiqlal berupa ruang salat utama, area VIP, serta perkantoran pengurus masjid.
 
Jokowi berharap Masjid Istiqlal menjadi contoh pengembangan syiar Islam yang membangun perdamaian.
 
"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Masjid Istiqlal harus menjadi contoh dari masjid-masjid negara lain di dunia dalam mengembangkan syiar Islam yang menyejukkan, yang membangun toleransi, dan membangun perdamaian," ujar Jokowi.
 
Sejarah Istiqlal
Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Soekarno. Kala itu Soekarno berkeinginan, Jakarta sebagai pusat ibu kota memiliki beragam bangunan monumental yang megah. Salah satunya Masjid Istiqlal. 
 
Soekarno memang menginginkan Istiqlal menjadi masjid yang terbesar dan terindah di dunia. Ia juga berkeinginan, bangunan masjid kokoh berdiri, dan "dapat tahan seribu tahun".
 
Untuk mewujudkan keinginan Soekarno itu kemudian dibentuklah Pengurus Harian Yayasan Masjid Istiqlal pada 7 Desember 1954. Yayasan dipimpin H. Anwar Tjokroaminoto. 
 
Pembentukan Yayasan Masjid Istiqlal merupakan kesepakatan dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 200 orang ulama dan tokoh-tokoh Islam seluruh Jakarta Raya di bawah pimpinan KH Taufiqurrahman (seorang tokoh Masyumi). 
 
Lalu, ada 22 Februari 1955, diumumkan melalui surat kabar Sayembara Rencana Gambar Masjid Istiqlal.
 
Ketua Panitia Sayembara adalah Mr. Assaat (mantan Presiden Negara Bagian RI yang berkedudukan di Yogyakarta, dulu Ketua Panitia Pembangunan Masjid Syuhada). Dewan Juri sayembara diketuai sendiri oleh Soekarno. 
 
Pemenang pertama sayembara adalah arsitek Frederich Silaban (penganut Kristen Protestan), memakai sandi "Ketuhanan". Pemenang kedua adalah R. Oetoyo, memakai sandi "Istighfar". Lalu, pemenang ketiga adalah Hans Groenewegen dengan sandi "Salam". Pemenang keempat dan kelima, masing-masing lima orang Mahasiswa ITB, memakai sandi "Ilham", dan tiga orang Mahasiswa ITB, memakai sandi "Khatulistiwa".
 
Setelah proses seleksi, Dewan Juri memutuskan karya arsitek Frederich Silaban sebagai pemenang, dengan catatan gambar tersebut harus disempurnakan. 
 
Pemancangan batu pertama pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan Presiden Soekarno pada Kamis, 24 Agustus 1961. Pembangunan berjalan lambat. Pembangunan sendiri baru selesai dilakukan pada 1978. Tepat pada 22 Februari 1978, masjid ini diresmikan Presiden Soeharto.
 
Lokasi kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta.
 
Bangunan utama masjid terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. 
 
Menurut Syahruddin El-Fikri dalam bukunya berjudul "Sejarah Ibadah", ketinggian menara itu merupakan simbol dari jumlah ayat yang terdapat dalam Alquran. Sementara, di atas tempat muadzin mengumandangkan azan adalah puncak menara yang terbuat dari baja tahan karat seberat dua ton dengan tinggi 30 meter.
 
Tak hanya menara, secara keseluruhan rancangan arsitektur Masjid Istiqlal mengandung angka dan ukuran yang memiliki makna dan perlambang tertentu. Gerbang masuk ruang Istiqlal, misalnya. Di sana ada tujuh gerbang yang masing-masing dinamai berdasarkan Al-Asmaul-Husna, nama-nama Allah SWT yang mulia dan terpuji.
 
Angka tujuh melambangkan tujuh lapis langit dalam kosmologi alam semesta Islam, serta tujuh hari dalam seminggu. 
 
Masjid terbesar se Asia Tenggara ini kerap mendapat kunjungan tamu-tamu negara mulai dari Presiden, Perdana Menteri sampai dengan para Duta Besar negara-negara sahabat. 
 
Pada 2010, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan istri tercatat pernah mengunjungi masjid ini. Ada juga mantan presiden AS Bill Clinton yang berkunjung pada 1994, mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, dan mantan presiden Libya Muammar Gaddafi. 
 
Kemudian ada Pangeran Inggris Charles, Kanselir Jerman Angela Markel, mantan wakil ketua Partai Komunis China Yuanchao, mantan presiden Chile Sebastián Piñera, dan mantan presiden Austria Heinz Fischer, serta Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz pada Maret 2017.
 
(Sejumlah aparat keamanan berjaga saat peresmian renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Renovasi masjid Istiqlal yang menelan biaya sebesar Rp511 miliar dari APBN merupakan renovasi pertama sejak 42 tahun. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.)