Sensus Penduduk di Tengah Pandemi

:


Oleh Kristantyo Wisnubroto, Minggu, 31 Mei 2020 | 20:03 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 2K


Jakarta, InfoPublik - Setelah diperpanjang selama 59 hari, program Sensus Penduduk 2020 (SP2020) secara daring (online) berakhir Jumat (29/05/2020) pukul 23.59 malam.

Seyogianya SP2020 online digelar mulai 15 Februari 2020 dan berakhir 31 Maret lalu. Namun, akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda Tanah Air membuat Badan Pusat Statistik (BPS) memperpanjang masa sensus daring sekaligus menggeser jadwal Sensus Penduduk Wawancara dari bulan Juli menjadi September 2020.

SP2020 adalah kewajiban setiap penduduk Indonesia agar pemerintah memiliki data kependudukan yang berkualitas sebagai basis kebijakan pembangunan nasional. Sensus Penduduk selalu dilakukan setiap 10 tahun sekali.

Masyarakat dapat melakukan SP2020 online melalui telepon genggam, komputer, tablet, maupun laptop yang tersambung dengan internet dan mengakses sensus.bps.go.id. Setelah itu, responden memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga (KK) serta menjawab puluhan pertanyaan terkait status kependudukan.

Hingga Kamis (28/05/2020), tercatat baru sekitar 49,1 juta warga yang mengisi Sensus Penduduk 2020 secara daring. Alhasil, baru sekitar 80,5 persen dari target pengisi sensus daring. Sebelumnya, BPS menargetkan sensus daring itu bisa menjangkau 22,9 persen dari total penduduk atau sekitar 61 juta penduduk.

Sejatinya, jika merujuk pada data We Are Social, sebuah perusahaan media sosial asal Inggris, di mana terdapat 175,4 juta penduduk Indonesia yang menggunakan internet, menurut BPS seharusnya lebih banyak penduduk yang berpartisipasi dalam Sensus Penduduk Online 2020 secara daring.

Sebagai informasi, Sensus Penduduk 2020 digelar dalam dua tahap, yakni tahap Sensus Penduduk Online dan tahap Sensus Penduduk Wawancara.  Namun, karena adanya pandemi Covid-19 serta kebijakan refocussing anggaran, maka BPS melakukan penyesuaian dalam pelaksanaan Sensus Penduduk 2020.

Sensus Penduduk Online yang sedianya dijadwalkan 15 Februari-31 Maret 2020, mengalami perpanjangan durasi 59 hari hingga 29 Mei 2020. Sementara Sensus Penduduk Wawancara yang awalnya dijadwalkan digelar Juli mendatang akan diundur hingga September mendatang dengan mekanisme tanpa wawancara.

"Mekanisme penyesuaian proses bisnis pada tahapan Sensus Penduduk lanjutan ini akan kami sampaikan kemudian. Tapi perlu digarisbawahi penyesuaian dipilih sebagai upaya dalam mengutamakan kesehatan dan keselamatan penduduk serta petugas sensus pada masa pandemi," jelas Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Hukum BPS Endang Retno Sri Subiyandani.

Dari beberapa daerah, ada yang melebihi target dan ada juga yang jauh dari target SP2020 daring ini. Seperti di di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,sebanyak 43.315 Kepala Keluarga (KK) ikut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan SP2020 secara daring.

"Tingkat partisipasi Sensus Penduduk secara daring di Gunung Kidul mencapai 121,33 persen atau melebihi dari target yang ditetapkan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gunung Kidul Sumarwiyanto, Minggu (31/05/2020).

Sebelumnya BPS Gunung Kidul menargetkan partisipasi Sensus Penduduk secara daring mencapai 35.700 Kepala Keluarga (KK).

Ia mengatakan pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 yang dilaksanakan secara daring dilakukan BPS untuk pertama kalinya. Penerapan ini dilakukan sebagai transisi untuk menyiapkan sensus penduduk pada 2030 yang akan dilakukan sepenuhnya secara daring.

Meskipun demikian, Sumarwiyanto memastikan pelaksanaan sensus penduduk secara manual tetap dilakukan. Pelaksanaan sensus penduduk manual dilaksanakan pada September 2020, mundur dari jadwal semula, Juli 2020.

Warga dari Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Didit mengatakan dirinya sudah berpartisipasi dalam sensus penduduk secara daring. Ia mengaku sama sekali tidak menemukan kesulitan dalam pengisian datanya.

"Menurut saya, pendaftarannya gampang dan sederhana, tidak terlalu banyak tahapan yang harus dilewati," kata Didit.

Situasi berbeda di Nusa Tenggara Timur. BPS mencatat sampai 28 Mei 2020 sebanyak 981.552 warga di provinsi berbasiskan kepulauan itu telah melakukan Sensus Penduduk (SP) 2020 secara daring.

Kepala BPS Provinsi NTT Darwis Sitorus mengakui bahwa capaian ini juga masih di bawah dari target sebesar 23 persen penduduk dari total penduduk NTT yang mencapai lebih dari lima juta jiwa.

Darwis Sitorus mengatakan bahwa capaian SP secara daring di NTT tidak signifikan karena hanya sekitar 16 persen dari jumlah penduduk yang ada di NTT.

Menurut dia, hal ini disebabkan kondisi infrastruktur, terutama akses internet yang belum menjangkau hingga semua wilayah provinsi berbasiskan kepulauan itu.

Setelah Sensus Penduduk secara daring ini selesai, pihaknya akan melakukan mengecek ulang daftar penduduk untuk mengetahui warga yang sudah mengikuti SP2020 secara daring dan yang belum.

"Kalau yang sudah mengisi online, akan kami keep, dan yang belum itu akan kami kunjungani dengan membagi dokumen secara berjenjang hingga tingkat RT/RW," katanya.

Darwis Sitorus berharap, hasil SP2020 online di NTT dapat dituntaskan saat dilakukan Sensus Penduduk secara langsung pada September 2020 mendatang. Pola sensus pada September masih akan dikaji lebih lanjut oleh BPS sembari melihat situasi pandemi Covid-19 serta memperhatikan protokol kesehatan. (bps/antaranews/Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)