Sektor perikanan menjadi sektor andalan Kabupaten Pasaman, dengan luas areal perikanan pada 2019, mencapai 4.332 hektare, dengan jumlah produksi sebanyak 53.540,26 ton. Hal tersebut menjadikan Kabupaten Pasaman sebagai wilayah dengan subsektor perikanan budidaya terbesar di Sumatra Barat. Melihat peluang tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) bertujuan menjadikan Pasaman sebagai sentra produksi ikan mas unggul di Pulau Sumatra.
Saat ini, Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) BRSDM, tengah menjalin kerja sama pengembangan ikan unggul di Kabupaten Pasaman. Pasaman sendiri merupakan salah satu sentra budidaya ikan mas di wilayah Sumatra yang merupakan mitra BRPI dalam kegiatan pengembangan ikan mas hibrida unggul tersebut.
"Kami berharap, Pasaman akan menjadi sentra produksi ikan mas ke depan, tidak hanya di Sumatra Barat melainkan di Pulau Sumatra. Sama halnya dengan Subang di Jawa Barat," papar Kepala BRPI, Joni Haryadi.
Dijelaskan bahwa ikan mas hibrida yang tengah dikembangkan di Pasaman memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya tahan terhadap virus koi herpes virus (KHV), yang telah dirilis dan tersebar di masyarakat sampai 98 persen. Selain tahan penyakit KHV, ikan mas hibrida juga tumbuh cepat. Selama pemeliharaan tiga bulan, benih yang berukuran 10 gram per ekor bisa tumbuh hingga rata-rata 200-300 gram per ekor.
"Sebagian benih tersebut bahkan tumbuh hingga mencapai ukuran 400-500 gram per ekor. Pertumbuhan ini cukup cepat dibandingkan beberapa jenis ikan mas lokal yang biasa dibudidayakan di kolam air deras oleh masyarakat," terang Joni.
Pihaknya pun berharap, pengembangan ikan mas hibrida oleh BRPI tersebut dapat memberikan manfaat kepada masyarakat pembudidaya di Pasaman. Selain itu, budidaya yang dilakukan di BBI Lundar ini dapat menjadi role model kegiatan budidaya oleh masyarakat luas.
Namun demikian, tak hanya ikan mas hibrida, BRPI juga tengah mengembangkan varietas perikanan unggul lainnya seperti ikan nila srikandi, gurame, lele mutiara, ikan patin perkasa serta udang galah.
Pemerintah Kabupaten Pasaman melalui Kepala Dinas Perikanan, M. Dwi Richie pun menyambut baik kerja sama di bidang pengembangan varietas unggul baru ikan mas hibrida ini. Pihaknya berharap ikan mas hibrida tersebut dapat diberi nama kedaerahan khususnya terkait dengan Pasaman.
"Berdasarkan kesepakatan sementara, ikan mas hibrida ini akan diusulkan dengan nama ikan mas PERMATA PASAMAN (PERkawinan MAjalaya dan SuTisnA untuk Pasaman). Keberhasilan kerja sama riset dan pengembangan ikan mas hibrida unggul ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan mas di wilayah Pasaman dan sekitarnya. Selanjutnya ikan mas unggul tersebut juga diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh Dinas Perikanan Kabupaten Pasaman yang pelaksanaannya selalu melibatkan BRPI sebagai mitra kerja samanya," ucap Richie.
Dengan adanya pengembangan ikan mas unggul tersebut, KKP dan Pemda Kabupaten Pasaman berharap dapat memenuhi kebutuhan benih secara lebih luas di wilayah Sumatra Barat pada khususnya dan Pulau Sumatra pada umumnya, seperti di Sumatra Utara, Jambi, Riau, Sumatra Selatan, dan wilayah lainnya.
HUMAS BRSDM