Pemerintah Hadirkan “Tsukiji Fish Market” di Jakarta

:


Oleh Irvina Falah, Selasa, 2 Mei 2017 | 13:46 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 487


Jakarta, InfoPublik - Praktisi perikanan pasti mengetahui Tsukiji Fish Market, Tokyo, Jepang. Pasar ikan yang dikelola oleh Tokyo Metropolitan Bureau ini telah menjadi rujukan pengelolaan pasar ikan di seluruh dunia. Secara ekonomis Tsukiji tidak hanya menjadi pusat pelelangan ikan, pasar ini mengelola 400 jenis makanan laut dari rumput laut, ikan tuna bahkan paus. Lebih dari 700.000 ton makanan laut dikelola setiap tahunnya. Pasar ikan ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 60.000 orang termasuk pedagang ikan, akuntan, juru lelang, pegawai hingga distributor. Tsukiji telah menjadi ikon pasar ikan terintegrasi. Tsukiji juga terkenal dengan pelelangan ikannya, khususnya ikan tuna yang terbesar di dunia.

Terinspirasi dengan “Tsukiji Fish Market” dan kebutuhan untuk membangun pengelolaan ikan yang modern, pemerintah mengembangkan Pelabuhan Muara Baru sebagai Pusat Perikanan Nasional (National Fish Centre (NFC)). Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin melakukan kunjungan kerja ke lokasi pembangunan pusat perikanan tersebut didampingi Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Bramantyo (27/04/2017).

Bramantyo dalam paparannya menjelaskan pelabuhan perikanan Muara Baru memiliki langkah-langkah detail yang terbagi dalam beberapa tahap dan telah dibantu pemerintah Jepang untuk pengawasan pembangunannya. “Design masterplan Jepang yang kita pakai. Poin-poin penting ditampung dalam rencana induk terpadu pengembangan Kalibaru dan Muara Angke.”
Pembangunan Muara Baru sebagai pasar ikan modern yang bersih dan mudah dikelola memerlukan infrastruktur yang memadai. “Perlu jalan, perlu terminal labuh, perlu sarana air bersih (reverse osmosis), perlu instansi pengelolaan air limbah (Ipal), perlu pembangunan tempat pelelangan ikan (TPI)” Kata Ridwan dalam kunjungan kerja yang juga dihadiri perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan, BAPPENAS, Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Menjadikan Muara Baru sebagai ”Tsukiji Fish Market”-nya Jakarta memerlukan infrastruktur terintegrasi” Tegasnya. Tsukiji yang selesai dibangun pada tahun 1935 dikenal bersih dengan pengelolaan dalam pasar termasuk pelelangan ikan dan grosir ikan yang taat aturan. “Bersih dan lancar serta pengelolaan dalam pasar yang regulated menjadi kunci” .

Asisten Deputi Bidang Perikanan, Pelayaran dan Pariwisata Rahman Hidayat menambahkan yang membedakan Tsukiji dengan Muara Baru adalah Tsukiji tidak terintegrasi dengan pelabuhan perikanan. Muara Baru memiliki pelabuhan perikanan Nizam Zachman yang diproyeksikan terintegrasi menjadi pelabuhan perikanan, fish processing dan pasar ikan (pelelangan) dalam konteks lebih modern.“Bagaimanapun Tsukiji dibangun tahun 1935, sudah tidak kekinian. Muara Baru memiliki semua potensi untuk dikembangkan”.

Ridwan mengingatkan nelayan-nelayan kecil tetap perlu difasilitasi. Ridwan juga meminta kementerian dan lembaga terkait untuk bersinergi dalam pengembangan kawasan ini. KemenPUPR menyampaikan bahwa rencana perluasan jalan sudah ada, serta sudah sesuai dengan tata ruang kawasan. Penataan kolam labuh, tanggul dan infrastruktur pendukung lainnya. Melalui pembangunan yang sinergis baik melalui infrastruktur pendukung yang sesuai serta tata kelola yang baik pemerintah siap hadirkan “Tsukiji Fish Market” yang lebih modern di Indonesia.