Bendungan Paselloreng Sulsel Ditargetkan Selesai Lebih Cepat Juli 2018

:


Oleh Irvina Falah, Rabu, 19 April 2017 | 21:37 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 1K


Wajo, infoPublik - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Gubernur Sulawesi Selatan Yasin Limpo dan anggota Komisi V DPR RI Andi Iwan Aras secara simbolis melaksanakan dimulainya pengalihan aliran sungai (river closure) Sungai Gilirang ke saluran pengelak Bendungan Paselloreng, di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Rabu (19/4). Dengan dilakukannya pengalihan aliran sungai menjadi tanda dimulainya pekerjaan tubuh bendungan. 

Turut mendampingi Menteri Basuki, yakni Inspektur Jenderal Rildo Ananda Anwar, Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso, Kepala Pusat Bendungan Made Sumiarsih, Kepala Balai Pompengan Jeneberang Agus Setiawan, Kepala Pusat Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja dan Direktur Operasi Wika Chandra.

Menteri PUPR Basuki dalam sambutannya mengatakan, pembangunan infrastruktur oleh Kementerian PUPR dilakukan secara cepat yang diibaratkannya seperti musik Rock and Roll. "Kerja Rock and Roll inilah solusinya karena kita sudah jauh tertinggal dari negara-negara lain dalam hal penyediaan infrastruktur," kata Menteri Basuki. 

Lebih lanjut dikatakan, saat ini kerja cepat saja tidak cukup, namun harus kerja lebih cepat dan kerja lebih keras. "Dalam pembangunan Bendungan Paselloreng, kita terapkan kerja dengan 3 shift selama tujuh hari dalam seminggu dan progresnya telah mencapai 54 persen. Progresnya bagus, kami targetkan bisa selesai lebih cepat yakni Juli 2018 sudah dapat diselesaikan," ungkapnya. 

Bendungan Passeloreng merupakan bagian dari 49 bendungan baru yang dibangun pada masa Kabinet Kerja. Pembangunannya dimulai 1 Juni 2015 dan dari rencana awal sesuai kontrak ditargetkan selesai 2019. Konstruksi dilakukan oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk - PT. Bumi Karsa dengan nilai kontrak Rp 701 miliar. 

Daya tampung bendungan sebesar 138 juta m3 dan direncanakan dapat mengairi irigasi seluas 7.000 ha, air baku 305 liter/detik dan mengurangi banjir di Kabupaten Wajo. 

"Negara Tiongkok punya seratus ribu bendungan. Sementara kita (Indonesia) baru memiliki 231 bendungan dan dalam lima tahun kedepan akan kita bangun 49 bendungan baru," jelasnya. 

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan pembangunan Bendungan Paselloreng merupakan wujud nyata yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air pada daerah pertanian agar hasilnya dapat meningkat. Provinsi Sulsel adalah salah lumbung pangan nasional terbesar. "Pada akhirnya peningkatan taraf hidup petani dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai," ungkapnya.

Sementara itu anggota DPR Andi Iwan Aras memberikan apresiasi terhadap kerja Kementerian PUPR karena pembangunan yang rencananya akan selesai dalam 5 tahun dapat dipercepat menjadi tiga tahun. 

Sementara itu Kepala Balai Pompengan Jeneberang Agus Setiawan mengatakan, ada lima kecamatan di Kabupaten Wajo yang akan dilayani kebutuhan airnya dari Bendungan Paselloreng,  yang selama ini hanya mengandalkan area sawah tadah hujan. Lima Kecamatan yang dimaksud adalah, Kecamatan Gilireng, Penrang, Majauleng, Sajowangi dan Takalala. 

Helikopter Mendarat Darurat

Menteri Basuki dan rombongan berangkat Rabu pagi dari Makasar menuju lokasi bendungan menggunakan helikopter pada pukul 08.00 waktu setempat. Dalam perjalanan, helikopter yang ditumpangi mendarat darurat pukul 08.55 WITA di Gelora Mandiri Kota Parepare yang berjarak 3 km dari pusat kota sekitar, karena pilot tidak bisa melanjutkan tugas (incapacity) dan diambil alih co-pilot. 

Total awak dan penumpang sebanyak 11 orang termasuk pilot dan co-pilot. Tiipe helikopter yang digunakan EC 155 B1 buatan Perancis tahun 2007 dengan Pilot Kapten Warinto da  Co-Pilot Yosy Hermawan. Rombongan kemudian melanjutkan kunjungan kerja ke Bendungan Passeloreng di Kabupaten Wajo dan Bendungan Karalloe di Kabupaten Jeneponto menggunakan Helikopter bantuan TNI. 

Menteri Basuki menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada Walikota Parepare Taufan Pawe dan jajarannya yang telah sigap bergerak, antara lain dengan menyiapkan ambulans yang datang hanya 5 menit semenjak helikopter mendarat darurat untuk mengangkut dan menyelamatkan Pilot Warinto ke RSUD Parepare. (*)

Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR