Kementerian PUPR Telah Merehabilitasi 286 Ribu Hektar Irigasi Rusak Tahun 2016

:


Oleh Irvina Falah, Senin, 13 Maret 2017 | 10:43 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 420


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan sektor pertanian dan produksi pangan masih menjadi pekerjaan rumah yang belum sepenuhnya terselesaikan. Oleh karenanya sejalan dengan Nawacita dan menjadi salah satu fokus pembangunan saat ini adalah mewujudkan ketahanan pangan nasional. 

Keberadaan jaringan irigasi yang handal menjadi salah satu faktor pendukung meningkatnya produktivitas usaha tani guna meningkatkan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani. 

Selama ini ketahanan pangan dan kesejahteraan petani dihadapkan pada beberapa permasalahan seperti meningkatnya ancaman kekeringan dan banjir sebagai dampak dari perubahan iklim global yang diperparah oleh rusaknya lingkungan, rendahnya keandalan air irigasi dimana hanya 11% luas irigasi permukaan yang airnya dijamin oleh waduk, sementara sisanya 89% dari sungai, air tanah maupun sumber air lainnya. 

Demikian disampaikan Menteri Basuki saat membuka Kongres, Rapat Anggota Tahunan dan Seminar Nasional Indonesian National Committee on Irrigation and Drainage (INACID) di Kota Jambi, Jumat malam (10/3/2017). Acara yang mengangkat tema “Modernisasi Irigasi dan Drainase Dalam Rangka Sebuah Gerakan Revolusi Hijau yang Baru" diselenggarakan selama dua hari berturut-turut, yaitu pada 10-11 Maret 2017.
 
Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso, Gubernur Jambi Zumi Zola dan sebanyak 300 peserta yang mayoritas merupakan anggota INACID. 

Tantangan lainnya yang juga penting adalah kondisi dan fungsi prasarana irigasi permukaan nasional. Saat ini jumlah prasarana irigasi yang kondisinya belum optimal masih banyak, akibat kerusakan saluran maupun sedimentasi. Sebagian besar merupakan jaringan irigasi kecil atau tersier yang dikelola provinsi dan kabupaten. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan lainnya juga menyebabkan saluran irigasi yang sudah dibangun menjadi tidak optimal. 

"Saya berharap seminar menghasilkan solusi bagi permasalahan air terutama irigasi, mengingat organisasi ini adalah organisasi profesi ilmiah yang bergerak di bidang irigasi. Inovasi di bidang irigasi untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah sangat dibutuhkan," imbuh Basuki.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan jaringan irigasi, Kementerian PUPR telah menetapkan target dalam lima tahun (2015-2019) akan merehabilitasi 3 juta hektar jaringan irigasi yang rusak. Pada tahun 2016, telah berhasil direhabilitasi 286.000 hektar dan tahun ini ditargetkan 325.000 hektar.

Dalam lima tahun, Kementerian PUPR juga menargetkan pembangunan irigasi baru seluas 1 juta hektar, dimana tahun 2016 telah menambah 53.000 hektar dan tahun 2017 ditargetkan irigasi baru selesai 79.000 hektar. 

Sementara itu Gubernur Jambi, Zumi Zola memberikan apresiasi diselenggarakannya acara INACID di Jambi. Dikatakannya lahan irigasi rawa di Jambi seluas 50 ribu ha, dan rata-rata adalah sawah tadah hujan. "Sawah yang ada di Jambi rawan terjadi kegagalan panen, ditambah lagi dengan adanya perubahan iklim dan alih fungsi lahan membuat para petani belum dapat meningkatkan kesejahteraannya. Untuk itu seluruh jajaran Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jambi mengharapkan dukungan Kementerian PUPR untuk dapat lebih banyak lagi membangun infrastruktur PUPR," jelas Zumi Zola. (*)

Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR