Paparan Indonesia Jelang Asian Games Dalam OCA Meeting di Sapporo

:


Oleh Irvina Falah, Minggu, 19 Februari 2017 | 20:04 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 423


Sapporo - Pada tanggal 19 Pebruari 2017, Delegasi Indonesia telah menghadiri  the 69th OCA Meeting on Board of Directors di Sapooro Jepang, yang bersamaan waktunya dengan pembukaan Asian Winter Games pada tanggal 19 Pebruari 2017 sore hari di Sapporo juga. Substansi yang terkait dengan Indonesia adalah sebagai berikut: 

1. Pertemuan dipimpin langsung oleh Presiden OCA Sheikh Ahmed dan dihadiri oleh seluruh anggota Komite Eksekutif OCA serta beberapa pimpinan NOC dari beberapa negara yg saat ini sedang memiliki event (seperti  Jepang dgn Asian Winter Games di Sapporo), yanh akan datang (seperti Turknmenistan dengan Asian Indoor and Martial Arts Games di Ashgabat Turkmenistan pada September 2017 dan Indonesia dengan Asian Games pada pertengahan tahun 2018). 
2. Rita Subowo selaku Vice Presiden OCA menyampaikan laporan tentang hasil monitoring kantor perwakilan OCA yang sudah berkantor di Indonesia yang pada intinya melaporkan tentan kesiapan Indonesia untuk Asian Games yang mencakup laporan: cabor yang akan dipertandingkan, venue pertandingan, non competition venues, sponsorship, promosi, dan test event.
3. Dalam pertemuan tersebut, Erick Thohir selaku President  INASGOC (yang didampingi oleh Gatot S Dewa Broto selaku Vice President II INASGOC dan Ben Perkasa Drajat selaku Wakil Dubes RI di Tokyo) dan beberapa pimpinan INASGOC dan staf telah memaparkan tingkat kemajuan persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018. Di antatanya dilaporkan tentang: jumlah 44 cabor yang akan dipertandingkan (tidak  ada respon negatif terhadap paparan cabor ini kecuali jika ada akan didiskudikan nanti di CorCom Meeting di Palembang tanggal 5 dan 6  Maret 2017),  kesiapan infrastruktur (tidak ada ada respon negatif), test event pada bulan November 2017 (tidak  ada respon negatif), sosialisasi massif  tentang Asian Games yang akan dimulai pertengahan 2017 seperti penggunaan beragam kreasi logo dan maskot di badan pesawat GA, KA, LRT dan MRT (jika nanti sudah di lounching), bangunan-bangunan tinggi perkantoran, fasilitas umun, tower-tower rencana LRT di kawasan GBK yang idle (karena belun dimanfaatkan, sehingga akan harus dibungkus dengan kreasi logo dan maskot Asian Games 2018) dan lain sebagainya.
4. OCA mengapresiasi tingkat kemajuan Indonesia tersebut. Hanya saja OCA tetap concern dgn tingkat kemacetan di sekitar GBK dan arah mobilisasi dari dan ke Wisma Atlet di Kemayoran. Intinya, INASGOC diminta serius mengatasi masalah tersebut. Juga disinggung tentang sanksi anti doping dari WADA (World Anti Doping Agengy). Terhadap soal WADA, INASGOC menjelaskan bahwa pada tanggal 17 Pebruari  2017 Menpora telah menerima surat dari Dirjen WADA bahwa  Indonesia sudah terbebas dari sanksi WADA, sehingga itu memungkinkan OCA tidak meragukan lagi kesiapan Indonesia dalam penanganan masalah doping. 
5. Jika dibandingkan dengan saat OC Turkmenistan yang akan menjelaskan kesiapannya yang akan menyelenggarakan Asian Indoor dan Martial Arts Games pada September 2017, respon OCA relatif lebih kritis dibandingkan terhadap Indonesia. Ini menunjukkan, bahwa kesiapan INASGOC cukup memperoleh apresiasi tinggi. Hanya saja, INASGOC tetap harus bekerja sangat keras karena selain waktu yang sangat terbatas, juga masih banyak pekerjaan yang harus ditangani secepatnya dengan berbagai instansi.

---------------------------

Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga merangkapsebagai Kepala Komunikasi Publik Kemenpora (Gatot S DewaBroto, HP: 0811898504, Email: gsdewabroto@gmail.com, Twitter: @gsdewabroto).