Pos Lintas Batas Negara Wajah Indonesia

:


Oleh Irvina Falah, Kamis, 29 Desember 2016 | 17:13 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 441


Belu - Sejumlah wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga betul-betul diberikan perhatian khusus oleh pemerintahan Joko Widodo. Sejak awal pemerintahannya, Presiden Joko Widodo langsung menginstruksikan pembangunan kembali pos lintas batas negara (PLBN) sejumlah wilayah perbatasan. PLBN Motaain di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang Rabu, 28 Desember 2016, ini diresmikan langsung oleh Presiden merupakan salah satunya.

"Dua tahun yang lalu, bulan Desember, saat saya ke Motaain, saya ingat betul bangunan pos lintas perbatasan yang ada di sini kalau dibandingkan dengan pos lintas yang ada di negara sebelah, Timor Leste, betul-betul saya sangat malu. Kantornya dengan kantor kelurahan saja lebih bagus kantor kelurahan," ungkap Presiden dalam sambutannya.

Saat itu, Presiden meminta kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera meruntuhkan bangunan lama dalam waktu dua minggu. Beliau juga menargetkan pembangunan pos baru tersebut dapat diselesaikan selama dua tahun ke depan.

"Saya beri waktu dua tahun pos lintasnya harus selesai, jangan diundur. Malunya sudah terlalu lama kalau diundur terus. Kita bisa melakukan, kita bisa membangun, kita juga punya anggaran," tegasnya.

Masalah nasionalisme dan harga diri bangsa yang mengusik Presiden untuk menginstruksikan hal tersebut. Sebagai wajah negara Indonesia, tentunya kita tidak ingin bila kita tampak buruk di mata negara-negara lain, khususnya negara tetangga. Oleh karenanya, selain memperbaiki kualitas bangunan, Kepala Negara juga menginstruksikan agar seiring dengan perbaikan bangunan, turut dilakukan perbaikan kualitas pelayanannya.

"Saya minta seluruh pimpinan dan karyawan baik imigrasi, bea cukai, karantina, dan aparat-aparat yang lain betul-betul layanilah rakyat dengan baik. Siapapun yang melintas di sini dilayani dengan baik, karena ini wajah kita, wajah Indonesia," ucapnya.

Selain itu, Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo kembali mewanti-wanti soal pungutan liar. Berulang kali beliau mengingatkan bahwa dirinya tidak ingin lagi mendengar adanya kejadian pungutan liar dalam pelayanan publik di Indonesia.

"Jangan sampai lagi ada pungli. Hati-hati, kalau saya sudah bicara seperti ini hati-hati. Saya minta kecepatan dan perbaikan pelayanan betul-betul berubah. Bukan hanya fisiknya, tetapi layanannya juga harus diperbaiki," tegasnya.

Pembangunan Kawasan Ekonomi di NTT

Perhatian khusus yang diberikan pemerintah pada wilayah perbatasan di Indonesia tak hanya pada pembangunan fisik saja, namun juga mencakup perbaikan kondisi perekonomian wilayah setempat. Untuk itu, pemerintah juga bertekad pada tahun 2017 mendatang untuk mulai membangun wilayah perbatasan tersebut menjadi sebuah kawasan ekonomi yang pada akhirnya dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat setempat.

"Ini bukan urusan pos, saya juga minta ini menjadi sebuah kawasan ekonomi. Jadi tahun ini saya minta diselesaikan urusan pasar tradisional untuk masyarakat nantinya. Nantinya di Motaain ini juga akan menjadi kawasan ekonomi, menjadi titik pertumbuhan baru bagi NTT," harap Presiden.

Guna mewujudkan hal tersebut, Presiden menyadari bahwa kunci utama bagi perkembangan NTT ialah adanya ketersediaan air. Maka itu pemerintah juga membangun sejumlah waduk di NTT untuk mengatasi permasalahan ketersediaan air tersebut.

"Tadi omong-omong dengan Bupati Belu masih mau nambah lagi waduknya. Waduh, waduknya ini sudah 49 untuk seluruh Indonesia. Di NTT ada 7, ini mau nambah lagi. Tapi memang kuncinya ada di situ. Kuncinya air, tidak ada yang lain. Kalau air ada, NTT akan hijau dan pertaniannya bagus. NTT saya kira mempunyai potensi untuk pengembangan itu," jelasnya.

Ditemui oleh sejumlah jurnalis usai acara tersebut, Presiden Joko Widodo meyakini bahwa bukan tidak mungkin dalam dua tahun ke depan, perekonomian wilayah perbatasan NTT akan terus berkembang. Selain itu ia juga yakin bahwa produk-produk setempat dapat menembus pasar ekspor, utamanya kepada negara-negara tetangga.

"Nanti dua tahun lagi kita lihat apa yang terjadi di sini. Saya yakin akan banyak produk-produk kita yang akan bisa diekspor ke negara tetangga karena hampir semua produk kita punya daya kompetitif yang baik, harganya lebih murah," ucap Presiden.

Turut hadir dalam acara peresmian tersebut di antaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Dalam Negeri selaku Ketua Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tjahjo Kumolo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Memberikan Kebanggaan pada Masyarakat

Selain meresmikan PLBN Motaain, Presiden dan Ibu Iriana meninjau PLBN Motamasin yang berada di Kabupaten Malaka, Provinsi NTT. Kepada jurnalis, Presiden menjelaskan bahwa kini pembangunan dimulai dari pinggir, dari desa dan akan terus dilakukan. "Dan kita lihat memang daerah-daerah perbatasan sudah seperti ini sekarang, di Entikong, Motaain, Motamasin. Sekarang silakan dibandingkan dengan negara tetangga, kita lebih baik," ujar Presiden.

Selain lebih baik kualitas bangunannya, PLBN dengan bangunan yang baru ini memberikan rasa bangga kepada masyarakat di sekitar PLBN.  "Rakyat menjadi sangat bangga terhadap daerahnya, terhadap negaranya," kata Presiden.

Seperti juga PLBN lainnya, Presiden meminta agar PLBN Motamasin juga menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat dengan membangun pasar tradisional. "Pasar tradisional, penting untuk rakyat, untuk perputaran uang yan lebih banyak, untuk pergerakan ekonomi yang lebih baik, perbatasan penting sekali," ujar Presiden.

Turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Dalam Negeri selaku Ketua Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tjahjo Kumolo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.