Hasil CorCom OCA ke-5 Dalam Persiapan Asian Games 2018

:


Oleh Irvina Falah, Kamis, 15 Desember 2016 | 18:20 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 243


Jakarta - Sesuai dengan rencana, OCA (Olympic Council of Asia) bersama INASGOC (Indonesia Asian Games Organizing Committee) kembali mengadakan  pertemuan CorCom (Coordination Committee) ke-5 pada tanggal  14 Desember 2016 di Jakarta. Pertemuan tersebut telah dibuka secara resmi oleh Menko PMK Puan Maharani dan dihadiri oleh Menteri PU PERA Basuki Hadimulyono, Presiden INASGOC Erick Thohir, Ketua OCA CorCom Takeda, OCA Honorary Life Vice President Wei Jihzong,  Wapres OCA Rita Subowo, Ketua Satgas Infrastruktur Asian Games Imam Ernawi, perwakilan Direksi Pengelola GBK, sejumlah pimpinan INASGOC, perwakilan dari beberapa kementerian dan Pemda (DKI, Sumsel, dan Jabar).

Beberapa hal penting yang perlu diketahui dari hasil pertemuan CorCom tersebut adalah berikut:
 
1. OCA melalui Ketua OCA CorCom Takeda dari Jepang dan juga Wei Jihzong yang selama ini sangat kritis terhadap masalah lambannya kesiapan infrastruktur menyampaikan sikap kepuasannya terhadap kesiapan Indonesia dalam persiapan Asian Games, khususnya setelah menyimak paparan Menteri PU PERA yang secara meyakinkan telah menyampaikan progress report secara konkret tentang tingkat pencapaian renovasi kawasan GBK, pembangunan wisma atlet di Kemayoran dan Jakabaring. CorCom kali ini berbeda dengan dua CorCom sebelumnya, karena kali ini benar-benar ada kemajuan konkret, meskipun Kementerian PU PERA baru bergabung dengan panitia persiapan Asian Games ini pada tanggal 5 Januari 2016.
2. OCA mengingatkan pada INASGOC, bahwa pada dasarnya OCA tidak keberatan dengan sejumlah usulan beberapa cabor yang berpotensi menguntungkan Indonesia dalam perolehan medali emas. Hanya saja diingatkan bahwa paragliding dan jetsky itu membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga OCA tidak ingin Indonesia terlalu memaksakan diri. Intinya OCA ingin efisiensi, dan itu patut diapresiasi oleh Indonesia. Tetapi Indonesia sudah memastikan bahwa anggaram untuk itu sudah diperhitungkan.
3. OCA juga mengingatkan tentang urgensi usulan bridge, karena OCA ingin memastikan bahwa usulan itu diajukan karena Indonesia cukup yakin akan dapat emas. Dan INASGOC pun merespon, bahwa Indonesia adalah pelanggan tetap yang sering meraih juara dunia kejuaraan catur dunia.
4. OCA juga memgingatkan agar jumlah nomer pertandingan tidak boleh lebih dari 500 dengan tujuan untuk efisiensi, khususnya di beberapa cabang olahraga tertentu. Banyaknya nomer pertandingan tersebut diharapkan tidak berpengaruh pada kualitas penyelenggaraan Asian Games dan dengan penonjolan penggunaan IT dan Broadcasting yang lebih efektif bagi tujuan efisiensi, sehingga siapapun atlet dan official nya bepergian dapat terdeteksi keberadaannya.
5. OCA mengusulkan agar pengaturan keamanan yang dilakukan oleh Polisi dan TNI tidak boleh terlalu berlebihan, meskipun OCA mengapresiasi kesiapan bidang keamaman. Yang lebih penting bagi OCA adalah agar akses bagi para tamu VVIP dapat fleksibel meski ketat.
6. Usai CorCom, seluruh Delegasi OCA mengadakan pertemuan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan tujuan untuk memperoleh kejelasan tentang pendanaan Asian Games.
7. OCA tidak mempertanyakan lagi masalah kewajiban pembayaran Broadcasting Fee sebesar US$ 30 juta yang harus dibayarkan kepada OCA. Kewajiban tersebut tetap harus dibayarkan karena sudah dikirimkan dari Kemenpora kepada KOI dan kini tinggal nunggu OCA (OCA sudah diberitahu tentang ketersediaan dana tersebut) untuk mengirimkan RAB nya kepada INASGOC supaya ada kejelasan penggunaannya meskipun kewajiban itu sudah tertera dalam Host City Contract.
8. OCA sama sekali tidak mengagendakan pembahasan masalah hukum yang sedang dihadapi oleh salah satu pimpinan KOI terkait dengan dugaan dana sosialisasi Asian Games 2018. Dan bahkan pada saat diskusi bergulir, OCA juga tidak menyajukan pertanyaan sedikitpun, karena sebelumnya INASGOC dan Kemenpora sudah menyampaikan penjelasan ke publik bahwa masalah tersebut tidak berpengaruh pada kecepatan persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018. Ini bukan berarti OCA dan INASGOC tidak concern dengan masalah korupsi, karena OCA dan INASGOC tetap berkomitmen anti korupsi sebagaimana disebut pada Host City Contract of Asian Games 2018. 
9. CorCom berikutnya akan berlangsung di kota Palembang pada bulan Maret 2017, dan sekaligus juga untuk melakukan pengecekan secara fisik terhadap tingkat kemajuan renovasi venue Jakabaring, wisma atlet Jakabaring dan infrastruktur perhubungan dari Bandara ke Jakabaring. 
 

-------

Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga dan merangkap sebagai Kepala Komunikasi Publik Kemenpora (Gatot S Dewa Broto, HP 0811898504, Email: gsdewabroto@gmail.com, Twitter: @gsdewabroto).

Sumber foto: CNNIndonesia.com