Tradisi Konflik Anarkhis Antar Suporter Sepakbola Harus Segera Diakhiri

:


Oleh Irvina Falah, Senin, 7 November 2016 | 15:53 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 1K


Jakarta - Kemenpora baru saja memperoleh informasi dari sejumlah media massa tentang adanya insiden bentrokan antara kelompok suporter Jakmania dengan sejumlah warga Lungbenda, Kabupaten Cirebon. Dalam insiden tersebut, telah jatuh korban Harunul Rasyid Lestaluhu,  warga Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta, di samping adanya 3 orang yang juga harus dirawat karena terluka di Cirebon, dan 2 orang juga kritis di Boyolali dan Solo.

Menurut informasi dari pihak Polda Jawa Barat,  insiden itu berawal saat 6 bus rombongan Jakmania  (yang baru saja menyaksikan pertandingan antara Persija dan Persib di Solo) melewati KM 188 atau Pintu Tol Palimanan. Dan kemudian secara mendadak, 3 bus yang berjarak 2 kilometer di belakangnya  berhenti di 100 meter flyover Lungbenda, dan sebagian suporter diduga  turun dari bus melempari rumah warga Lungbenda dengan batu. Konsekuensinya, aksi tersebut direspon balik oleh warga setempat. Insiden hampir serupa juga terjadi beberapa jam sebelumnya antara suporter Jakmania pun bentrok dengan sekelompok pemuda yang tengah berkumpul di bawah flyover. Mereka mengira sekelompok pemuda itu bobotoh Persib Viking yang hendak menghadang. Menurut polisi, sekelompok pemuda itu adalah anak punk yang memang biasa berkumpul di sana. 
 
Terhadap insiden tersebut, Kemenpora menyampaikan ucapan duka cita yang sangat mendalam atas jatuhnya korban dalam akibat kejadian tersebut. Namun demikian, pada sisi lain, Kemenpora dan semua pihak tentu berharap insiden hingga jatuh korban tewas atau hanya luka sedikitpun sama sekali tidak perlu terjadi seandainya para pihak yang langsung atau tidak langsung terkait dengan mobilisasi suporter klub sepakbola konsisten sepenuhnya terhadap kepatuhan pada peraturan dan komitmen untuk menjaga ketertiban selama maupun sebelum dan usai berlangsungnya suatu pertandingan sepakbola. Hal ini perlu ditegaskan, karena korban jiwa sudah cukup banyak yang tewas maupun luka berat, dan itu tidak boleh terus berulang. Sehingga kepada aparat Kepolisian pun diminta tetap menegakkan aturan hukum demi tertibnya partisipasi suporter tanpa pengecualian. Karena tanpa law enforcement yang tegas, insiden serupa akan terus berulang, seperti belum lama ini di sekitar stadion Pakansari Bogor. 
 
Oleh karena itu, Kemenpora malam ini juga telah langsung melakukan komunikasi dengan Joko Driyono selaku Dirut PT GTS penanggung jawab turnamen Torabika serta beberapa pimpinan suporter sepakbola. Selain memperoleh up date insiden dari berbagai sumber, juga untuk mengingatkan seluruh kelompok suporter agar tidak terus mempertahankan tradisi konflik yang anarkhis apalagi hingga jatuh korban berulang kali. Bahwasanya besok pagi Komisi Disiplin PT GTS akan mengadakan pertemuan itu merupakan hal yang wajib dilakukan. Tetapi yang lebih penting lagi adalah agar ada perubahan sikap yang sangat mendasar tentang prinsip loyalitas pada klub, karena jika tidak akan mudah bergesekan dengan masyarakat umum yang mungkin tidak langsung bersentuhan dengan kepentingan pertandingan. 
 
Hal lain yang juga disayangkan adalah konvoi tersebut tidak meminta pengawalan langsung  dari pihak Kepolisian (menurut info konvoi bus bahkan sangat banyak dan sangat beresiko untuk jarak jauh, karena pada dasarnya pihak Kepolisian tentu akan mudah memberikan bantuan sejauh mereka tidak melanggar peraturan. Sehingga, mengingat dalam beberapa hari ke depan akan berlangsung Kongres PSSI di Jakarta pada tanggal 10 November 2016, dan meskipun PSSI tidak terkait dengan  turnamen Torabika ini namun   Kemenpora meminta PSSI untuk turut serta memikirkan masa depan pengaturan suporter di Indonesia bersama berbagai pihak terkait. Ini dimaksudkan agar pembenahan tata kelola sepak bola tidak semata-mata organisasi PSSI nya saja tetapi juga entitas lain yang terkait termasuk suporter. Memang tidak semua kelompok suporter sering membuat onar, namun kejadian konflik tersebut mudah digeneralisasi sebagian publik yang kurang memahami peta persaingan antar suporter.
 

----------

Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga merangkap Kepala Komunukasi Publik  Kemenpora (Gatot S Dewa Broto, HP 0811898504, Email: gsdewabroto@gmail.com, Twitter: @gsdewabroto).