Diplomatic Tour ke Banda Aceh “The Progress of Women Empowerment and Children Protection in Aceh”

:


Oleh Irvina Falah, Senin, 7 November 2016 | 15:35 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 617


Aceh - Dalam rangka mempromosikan Aceh dan melihat perkembangan upaya pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), dan Pemerintah Provinsi Aceh menyelenggarakan kegiatan Diplomatic Tour ke Banda Aceh, tanggal 4 – 6 November 2016. Kegiatan ini diikuti oleh 31 korps diplomatik negara-negara sahabat Indonesia dan organisasi internasional di Jakarta. Mereka terdiri dari para Duta Besar, pejabat diplomatik, pejabat organisasi internasional yang ada di Jakarta, dan beberapa istri Duta Besar.

Kegiatan Diplomatic Tour ke Banda Aceh tersebut di atas diawali dengan mengunjungi pameran yang menampilkan berbagai kerajinan yang dikelola oleh ibu-ibu dari Banda Aceh, informasi pariwisata dan investasi, promosi dan festival beberapa jenis kopi asal Aceh. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi panel tentang perjuangan dan perkembangan kaum perempuan di Aceh. Pembicara dalam diskusi panel tersebut adalah Dr. Asna Husin, MA dan Prof. Syahrizal dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, dengan moderator Bapak Marthunis dari Bappeda, Banda Aceh. Dari diskusi tersebut moderator menyimpulkan bahwa penerapan hukum Syariah Islam di Aceh tidak dimaksudkan untuk menekan kaum wanita, namun justru mendorong kaum wanita untuk maju.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu Yohana Yembise menjamu delegasi Diplomatic Tour. Pada jamuan makan malam tersebut, Ibu Yohana Yembise antara lain menjelaskan program perkembangan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak secara nasional, dan juga perkembangan upaya tersebut di Aceh. Menteri PPPA memberikan apresiasi terhadap kemajuan yang diraih oleh Aceh dalam upaya pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak. Menurutnya, anak dan kaum perempuan menjadi sumber kebangkitan Aceh pasca tsunami. Sementara itu, Acting Gubernur Aceh Bapak Sudarmo menyambut baik kehadiran para diplomat negara-negara sahabat, dan berharap para diplomat dapat melihat secara langsung kondisi nyata di lapangan tentang perkembangan dan kemajuan di Aceh saat ini.

Kegiatan lain dari Diplomatic Tour adalah: mengunjungi Sekolah Dasar Negeri 67 Percontohan – dimana para peserta dapat melihat kondisi sekolah dan berinteraksi dengan siswa-siswi serta guru-guru SD tersebut. Selanjutnya peserta Diplomatic Tour mengunjungi Seuramoe Kerajinan Aceh yaitu taman miniatur Provinsi Aceh dan pusat budaya serta kerajinan Aceh yang dikelola oleh Dekranasda. Di Seuramoe Kerajianan Aceh para diplomat berbelanja aneka souvenir dan kerajinan yang dibuat oleh kaum perempuan Aceh. Peserta juga mengunjungi Kantor Balai Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Provinsi Aceh. Acara dilanjutkan dengan mengunjungi obyek wisata pantai yang bersih dan indah di Lampu’uk.

Para peserta Diplomatic Tour juga dijamu makan malam oleh Gubernur Aceh. Pada kesempatan tersebut Pemerintah Provinsi Aceh menampilkan profil dan informasi peluang investasi di Provinsi Aceh, serta informasi tentang sosial budaya Aceh. Selain itu ditampilkan pula pentas seni tari-tarian khas Aceh. Duta Besar Panama dalam sambutan mewakili seluruh peserta Diplomatic Tour antara lain menyampaikan bahwa kunjungannya yang pertama ke Aceh membuktikan bahwa Aceh adalah wilayah yang damai dan indah.

Pada hari terakhir kunjungan ke Banda Aceh, para peserta Diplomatic Tour mengunjungi Museum Aceh, Museum Tsunami, museum Kapal Apung Pembangkit Listrik Tenaga Diesel yang terseret gelombang tsunami sejauh 5 km dari laut ke daratan, Masjid Raya Baiturrahman, dan Desa Wisata Kampung Lubok Sukon.

(*Dit. Diplik*)