Workshop Indonesia – Perancis: Menggali Peluang Kerja Sama Bidang Penerbangan dan Antariksa

:


Oleh Irvina Falah, Selasa, 4 Oktober 2016 | 13:19 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 392


Jakarta - LAPAN bekerja sama dengan Centre National d’Etudes Spatiales (CNES), Perancis mengadakan workshop tentang teknologi penerbangan dan keantariksaan. Acara yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta ini bertemakan “Indonesia-France Workshop in Aerospace Technology: Advancing Indonesia Capacity through International Cooperation" pada Senin (3/10). 

Dalam sambutannya, Duta Besar Perancis untuk Indonesia, H.E Ambassador Corinne Breuze mengatakan bahwa workshop kerja sama antara Indonesia dan Perancis dalam bidang keantariksaan ini untuk pertama kalinya digelar. “Teknologi keantariksaan adalah hal yang penting untuk kemaslahatan masyarakat, khususnya bagi para insinyur teknik keantariksaan”, ujarnya. Ia juga menjelaskan bahwa setelah workshop ini, akan ada pembahasan naskah kerja sama (MoU) antara LAPAN dan CNES. Selanjutnya, akan ada evaluasi untuk mengimplementasikan MoU tersebut di waktu yang akan datang.

Dalam keynote speech, Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin menjelaskan tentang empat Pilar Utama LAPAN terkait bidang sains antariksa dan atmosfer, penerbangan dan antariksa, penginderaan jauh, dan kebijakan penerbangan dan antariksa. Untuk mencapai kekuatan pilar tersebut, LAPAN mempunyai tujuh program utama, yang pelaksanaannya dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan riset penerbangan dan antariksa, dengan rencana program 25 tahun mendatang.

Dalam kesempatan ini, Kepala LAPAN mengenalkan produk riset LAPAN dengan tahapan kegiatan yang telah dicapai dan yang direncanakan di masa mendatang. Beberapa kegiatan yang disampaikan antara lain, rencana pembangunan observatorium di Kupang, Nusa Tenggara Timur, keberadaan fasilitas Radar Atmosfer Ekuator di Agam, Sumatera Barat, Sadewa sebagai sistem informasi untuk peringatan dini bencana berbasis teknologi satelit, perkembangan teknologi pesawat tanpa awak, dikenal dengan LAPAN Surveillance UAV (LSU), pengembangan pesawat transportasi, pengembangan satelit yang dimulai dengan pembangunan satelit eksperimental dan akan dikembangkan sampai dengan satelit operasional, riset teknologi peroketan, dan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh.

Thomas berharap, dengan workshop ini, LAPAN dan CNES dapat berkerja sama untuk mengembangkan kapasitas masing-masing dalam bidang teknologi keantariksaan.

Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Hari Purwanto, menyambut baik workshop yang diadakan oleh LAPAN dan CNES. Seperti yang ia sampaikan bahwa “Kementerian sangat mengerti bahwa hal ini adalah untuk meningkatkan kemampuan masing-masing pihak dalan bidang keantariksaan.”

Hari menjelaskan, adanya 4300 universitas dengan 7,5 juta mahasiswa di Indonesia serta 11 universitas dengan level internasional, menjadi modal dasar pendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Maka, ia mengajak Kepala LAPAN untuk melibatkan perguruan tinggi dalam meningkatkan kemampuan Indonesia dalam bidang keantariksaan. 

Untuk itu, ia berharap dengan diadakannya workshop ini, dapat memperluas kerja sama Indonesia dengan Perancis, serta meningkatkan keuntungan bersama untuk kedua belah pihak. Senada dengan hal tersebut, harapan pihak CNES, Donato Giorgi, “Ada dua alasan bagi kami akan menjalin kerja sama yang erat dengan LAPAN, pertama karena hubungan erat sejak 2012, bahwa Indonesia sebagai partner yang penting untuk Perancis, untuk subyek kegiatan keantariksaan. Kedua, setiap negara mempunyai keunikan sendiri-sendiri, kami menganggap Indonesia mempunyai spesialisasi yang menarik dalam hal kondisi geografisnya. Contohnya, kita bisa belajar bersama tentang teknologi AIS untuk pemantauan lalu lintas kapal,” terangnya. 

Untuk itu, harapan kedua pihak, melalui kegiatan tersebut dapat diciptakan sinergitas kerja sama, dengan menggali peluang-peluang kerja sama, yang dipaparkan melalui sesi diskusi paralel yang akan berlangsung selama dua hari ini. Sebagaimana harapan Kepala LAPAN, yaitu peningkatan implementasi kerja sama yang sudah dibina sebelumnya, dan menyusun langkah-langkah baru peluang kerja sama di bidang lainnya. “LAPAN telah menjalin kerja sama meskipun dalam konteks parsial di bidang penginderaan jauh, terkait pemanfaatan data Spot, maka dari sini lah, peluang kerja sama akan dikembangkan,” tegasnya.

Kegiatan ini dihadiri para perwakilan institusi internasional, seperti CNES, ONERA, Airbus, TAS Singapore, ISAE, IAS,CLS, IRD, Universitas Montpellier, CIRAD, serta institusi dalam negeri antara lain ITB, PT. DI, TBC Kemenristekdikti, BMKG, KKP, IPB, UGM, Kementerian Pertanian, dan LAPAN sendiri.