:
Oleh Irvina Falah, Rabu, 20 April 2016 | 16:35 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 344
Antusiasme tinggi terlihat dari masyarakat Indonesia di London menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Kerajaan Inggris itu. Hal ini nampak saat acara Temu Masyarakat Indonesia dengan Presiden Jokowi di Wisma Nusantara, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, Selasa 19 April 2016. Antusiasme masyarakat bertemu Presidennya sangat besar, bahkan semangat itu nampak sampai acara sudah berakhir. Presiden menyambutnya dengan menyalami warga yang mendekat serta melayani foto bersama warga yang hadir. Masyarakat yang hadir dari seluruh penjuru Inggris itu bahkan sudah meminta foto bersama sebelum acara dimulai. Padahal biasanya foto bersama dilakukan setelah selesai acara.
"Saya bertemu masyarakat pakai jas baru kali ini, biasanya di dalam ruangan pakai batik atau putih," kata Presiden disambut tawa hadirin.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara besar, dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, pertumbuhan dan gerakan perputaran uang sangat besar. Karena itulah Presiden mengajak kita untuk tidak pesimis. "Apa yang keliru? Mengapa kita saling menjelekkan, mencemooh, ribut-ribut sebelum bekerja, ini sebetulnya budaya apa? Pesimis, belum-belum sudah pesimis," ucap Presiden.
Presiden juga mengajak untuk tidak takut dalam memasuki ke era keterbukaan dan persaingan. Rasa optimis bahwa kita dapat memenangkan persaingan dan pertarungan harus dipupuk meski harus banyak yang harus diperbaiki. "Kita ini mampu bila diberi pesaing, tapi kalau tidak, lupa, terlalu nyaman karena berada di comfort zone. Kita harus siap, kalau ada yang belum baik kita perbaiki," ucap Presiden.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden juga menjelaskan mengenai dua hal yang menjadi fokus pemerintah saat ini, yaitu deregulasi dan pembangunan infrastruktur. Presiden meyakini, dengan perbaikan dari kedua sektor tersebut, bangsa Indonesia dapat memenangi persaingan dengan bangsa lain. "Semua itu dijalankan untuk memenangkan persaingan, baik dalam MEA, TPP, dan CEPA dan blok perdagangan lainnya," kata Presiden.
Tim Komunikasi Presiden
Ari Dwipayana